Muslim Notebook Header Ads

011. Hud Ayat 91 - 92 - 93 - 94 - 95 - 96 - 97 - 98 - 99 - 100 - 101 - Tafsir Ibnu Katsir - Muslim Notebook

Hud, ayat 91-92

{قَالُوا يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا وَلَوْلا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ (91) قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (92) }

Mereka berkata, "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu, tentulah kami telah merajam kamu, sedangkan kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.” Syu’aib menjawab, "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandangan kalian daripada Allah, sedangkan Allah kalian jadikan sesuatu yang terbuang di belakang kalian? Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kalian kerjakan.”

Mereka mengatakan:
{يَا شُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ}
Hai Syu’aib, kami tidak banyak mengerti. (Hud: 91)
Maksudnya, kami tidak banyak memahami perkataanmu itu.
{وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا}
dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah. (Hud: 91)
Sa' id ibnu Jubair dan As-Sauri mengatakan, Nabi Syu'aib adalah seorang yang tuna netra. As-Sauri mengatakan bahwa Nabi Syu'aib dijuluki sebagai juru bicara para nabi.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami. (Hud: 91) Bahwa yang dimaksud ‘lemah’ ialah karena dia sendirian.
Abu Rauq mengatakan bahwa mereka bermaksud bahwa dia adalah orang yang hina, karena kaum kerabatnya tidak memeluk agamanya.
وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ
kalau tidaklah karena keluargamu, tentulah kami telah merajam kamu. (Hud: 91)
Yang dimaksud dengan rahtun ialah kaum, yakni 'seandainya tidaklah karena kaummu yang kami hormati, niscaya kami akan merajam kamu'. Menurut suatu pendapat dengan batu, sedangkan menurut pendapat yang lainnya mengatakan dengan caci maki.
{وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ}
sedangkan kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami. (Hud: 91)
Artinya, kamu bukanlah orang yang berwibawa di kalangan kami.
{قَالَ يَا قَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ}
Syu'aib menjawab, "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandangan kalian daripada Allah?” (Hud: 92)
Yakni apakah kalian membiarkan aku karena kaumku, bukan karena menghormati Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi bila kalian menimpa­kan keburukan kepada Nabi-Nya. Sesungguhnya kalian telah menjadikan Allah terlupakan oleh kalian.
{وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا}
di belakang punggung kalian. (Hud: 92)
Maksudnya, kalian mengesampingkan-Nya di belakang kalian; karena itulah kalian tidak taat dan tidak menghormati-Nya.
{إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ}
Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kalian kerjakan. (Hud: 92)
Yakni Dia mengetahui semua amal perbuatan kalian, dan kelak Dia akan membalaskannya kepada kalian.

Hud, ayat 93-94-95

{وَيَا قَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ (93) وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (94) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلا بُعْدًا لِمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ (95) }

Dan (dia berkata), "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuan kalian, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan kedatangan azab yang meng­hinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kalian.” Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumah­nya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaan bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Samud telah binasa.

Ketika Nabi Syu'aib merasa putus asa akan sambutan kaumnya kepada seruannya, maka ia berkata kepada mereka: Hai kaumku,
{اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ}
berbuatlah menurut kemampuan kalian. (Hud: 93)
Yakni menurut cara kalian. Di dalam kalimat ini terkandung ancaman yang keras.
{إِنِّي عَامِلٌ}
sesungguhnya aku pun berbuat (pula). (Hud: 93)
Yaitu menurut caraku sendiri.
{سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ}
Kelak kalian akan mengetahui siapa yang akan kedatangan azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. (Hud: 93)
Yakni aku atau kaliankah?
{وَارْتَقِبُوا}
Dan tunggulah azab (Tuhan). (Hud: 93)
Yakni tunggulah oleh kalian.
{إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ}
Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kalian. (Hud: 93)
*******************
Allah Swt. berfirman:
{وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ}
Dan  tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati berge­limpangan di rumahnya. (Hud: 94)
Firman Allah Swt.:
{جَاثمِيِنَ}
bergelimpangan. (Hud: 94)
Yaitu bergeletakan mati tanpa bergerak lagi. Di dalam surat ini disebutkan bahwa azab yang menimpa mereka adalah pekikan yang mengguntur.  Di dalam surat Al-A'raf disebutkan gempa yang dahsyat, sedangkan di dalam surat Asy-Syu'ara disebutkan azab pada hari mereka dinaungi oleh awan. Mereka adalah suatu umat yang berkumpul di hari mereka diazab, sehingga semuanya menerima pembalasan dari Allah. Dan sesungguhnya pada tiap-tiap konteks disebutkan hal yang sesuai dengannya. Maka dalam surat Al-A'raf, yaitu ketika mereka mengatakan:
{لَنُخْرِجَنَّكَ يَا شُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا}
Sesungguhnya kami akan mengusir kamu, hai Syu’aib, dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami. (Al-A'raf: 88)
Maka hal yang sesuai dengan konteksnya disebutkan bahwa lalu bumi mengalami gempa yang hebat yang membinasakan orang-orang yang berbuat aniaya itu di dalam kotanya, karena mereka bermaksud akan mengusir Nabi mereka dari kotanya'. Dan dalam surat Hud ini disebutkan bahwa ketika mereka berbuat kurang ajar dalam ucapan mereka kepada nabinya, maka dikeluarkanlah pekikan yang mengguntur yang mencabut nyawa mereka semuanya.
Di dalam surat Asy-Syu'ara disebutkan pula bahwa ketika mereka mengatakan:
{فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ}
Maka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (Asy-Syu'ara: 187)
Maka dalam ayat selanjutnya disebutkan:
{فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}
lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar. (Asy-Syu'ara: 189)
Hal ini termasuk rahasia yang lembut maknanya, dan hanya kepada Aliahlah kami memuji dan bersyukur selama-lamanya.
*******************
Firman Allah Swt.:
{كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا}
Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. (Hud: 95)
Yakni seakan-akan sebelum itu mereka belum pernah hidup di rumah mereka.
{أَلا بُعْدًا لِمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ}
Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Samud telah binasa. (Hud: 95)
Tempat tinggal orang-orang Madyan bertetangga-dengan orang-orang Samud, mereka serupa dalam hal kekufuran dan suka membegal (merampok); kedua-duanya adalah bangsa Arab.

Hud, ayat 96-97-98-99

{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (96) إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ (97) يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ (98) وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ (99) }

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata, kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut perintah Fir’aun, padahal sekali-kali perintah Fir’aun bukanlah (perintah) yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.

Allah Swt. menceritakan tentang Musa yang Dia utus dengan membawa ayat-ayat-Nya dan mukjizat-mukjizat yang jelas kepada Fir'aun, raja bangsa Qibti dan pemimpin-pemimpin kaumnya.
{فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ}
tetapi mereka mengikuti perintah Fir'aun. (Hud: 97)
Yakni mereka mengikuti metode, jalan, dan cara Fir'aun dalam kesesatannya.
{وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ}
padahal sekali-kali perintah Fir'aun bukanlah (perintah) yang benar. (Hud: 97)
Perintah Fir'aun tidak mengandung kebenaran, tidak pula petunjuk; melainkan hanyalah kebodohan, kesesatan, kekufuran, dan keingkaran. Sebagaimana mereka mengikuti Fir'aun di dunia sehingga Fir'aun berada di depan mereka sebagai pemimpin mereka, maka demikian pula halnya kelak di hari kiamat; Fir'aun berada di depan mereka menuju neraka Jahanam, lalu dia memasukkan mereka ke dalamnya dan merasakan azab tempat yang dimasukinya. Sedangkan Fir'aun sendiri memperoleh bagian yang paling banyak dari azab yang sangat besar itu.
Di dalam ayat lain disebutkan:
{فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلا}
Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (Al-Muzzammil: 16)
{فَكَذَّبَ وَعَصَى ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَى}
Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya, (seraya) berkata, "Akulah tuhan kalian yang paling tinggi " Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi'at: 21-26)
*******************
Allah Swt. berfirman:
{يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ}
Ia berjalan di muka kaumnya di hari kiamat, lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi. (Hud: 98)
Demikian pula nasib yang dialami oleh para pemimpin yang diikuti kesesatannya. Mereka memperoleh bagian azab yang paling besar kelak di hari kiamat, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ
Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tiddk mengetahui. (Al-A'raf: 38)
Allah Swt. menceritakan pula perihal orang-orang kafir, bahwa mereka di dalam neraka mengatakan:
{رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَ رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا}
Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, berilah kepada mereka azab dua kali lipat " (Al-Ahzab: 67-68), hingga akhir ayat.
وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هُشَيْم، حَدَّثَنَا أَبُو الْجَهْمِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "امْرُؤُ الْقَيْسِ حَامِلُ لِوَاءِ شُعَرَاءِ الْجَاهِلِيَّةِ إِلَى النَّارِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abul Jahm, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Imru-ul Qais adalah pemegang panji para penyair Jahiliah (menuju) ke neraka.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ}
Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. (Hud: 99), hingga akhir ayat.
Yakni sebagai tambahan dari azab neraka Kami ikutkan kepada mereka laknat (kutukan) di dunia.
{وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ}
dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud: 99)
Mujahid mengatakan bahwa ditambahkan kepada mereka kutukan pada hari kiamat, sehingga kutukan yang mereka terima sebanyak dua kali.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah Swt.: Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. (Hud: 99) Yang dimaksud ialah laknat dunia dan laknat akhirat.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Qatadah. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ وَأَتْبَعْنَاهُمْ فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ هُمْ مِنَ الْمَقْبُوحِينَ}
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka, dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauh­kan (dari rahmat Allah). (Al-Qashash: 41-42)
{النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ}
Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada mereka), "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”(Al-Mu’min: 46)

Hud, ayat 100-101

{ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْقُرَى نَقُصُّهُ عَلَيْكَ مِنْهَا قَائِمٌ وَحَصِيدٌ (100) وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ (101) }

Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekas­nya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan Kami tidaklah meng­aniaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Karena itu, tiadalah bermanfaat sedikit pun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.

Setelah Allah Swt. menceritakan kisah para nabi dan apa yang terjadi dengan mereka bersama umatnya masing-masing, lalu disebutkan bagaimana Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan orang-orang mukmin. Maka Allah Swt. berfirman:
{ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْقُرَى}
Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasa­kan). (Hud: 100)
Yakni kisah-kisah penduduknya.
{نَقُصُّهُ عَلَيْكَ مِنْهَا قَائِمٌ}
yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya. (Hud: 100)
Maksudnya, masih terdapat reruntuhan-reruntuhannya.
{وَحَصِيدٌ}
dan ada (pula) yang telah musnah. (Hud: 100)
Yaitu hancur dan binasa tanpa bekas.
{وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ}
Dan Kami tidaklah menganiaya mereka. (Hud: 101)
saat Kami binasakan mereka.
{وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ}
tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Hud: 101)
karena mereka mendustakan dan kafir kepada rasul-rasul Kami.
{فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ}
Karena itu, tiadalah bermanfaat bagi mereka tuhan-tuhan mereka. (Hud: 101)
Yakni berhala-berhala mereka yang mereka sembah dan mereka seru.
{مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ}
selain dari Allah, barang sedikit pun. (Hud: 101)
Sembahan-sembahan mereka itu tidak dapat memberikan sesuatu manfaat pun kepada mereka, tidak pula dapat menyelamatkan mereka dari kebinasaan.
{وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ}
Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. (Hud: 101)
Mujahid, Qatadah, dan lain-lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kecuali kerugian belaka. Dikatakan demikian karena penyebab kebinasaan dan kehancuran mereka tiada lain karena mereka mengikuti sembahan-sembahan itu. Untuk itulah mereka dikatakan merugi di dunia dan akhiratnya.

No comments

Tafsir Jalalain

Tafsir Ibnu Katsir

Back to top