Muslim Notebook Header Ads

010. Yunus Ayat 93 - 94 - 95 - 96 - 97 - 98 - 99 - 100 - Tafsir Ibnu Katsir - Muslim Notebook

Yunus, ayat 93

{وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (93) }

(93). Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.

Allah Swt. menceritakan perihal nikmat-Nya yang telah Dia limpahkan kepada kaum Bani Israil, yaitu nikmat agama dan duniawi. Firman Allah Swt. yang mengatakan:
{مُبَوَّأَ صِدْقٍ}
di tempat kediaman yang bagus (Yunus- : 93)
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud ialah kota-kota di negeri Mesir dan negeri Syam yang terletak di sekitar Baitul Maqdis dan kawasan sekelilingnya. Karena sesungguhnya Allah Swt. setelah membinasakan Fir'aun dan bala tentaranya, maka kekuasaan negeri-negeri Mesir seluruhnya berada di tangan Nabi Musa, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الأرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ}
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Al-A'raf: 137)
{فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَائِيلَ}
Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaum-kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. (Asy-Syu'ara: 57-59)
كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan. (Ad-Dukhan: 25), hingga beberapa ayat berikutnya
Akan tetapi, mereka bersama Musa a.s. terus berjalan mencari Baitul Muqaddas yang merupakan negeri Nabi Ibrahim Al-Khalil a.s. Mereka terus mengikuti Nabi Musa yang mencari Baitul Maqdis yang saat itu telah diduduki oleh suatu kaum dari bangsa 'Amaliqah.
Bani Israil surut mundur, tidak mau berperang melawan mereka. Maka Allah menyesatkan kaum Bani Israil di Padang Tih selama empat puluh tahun. Dalam masa itu Harun meninggal dunia, kemudian disusul oleh Nabi Musa a.s.
Setelah keduanya wafat, mereka berhasil keluar dari Padang Tih itu bersama Yusya' ibnu Nun. dan Allah membukakan bagi mereka Baitul Muqaddas. Sejak saat itu kekuasaan Baitul Muqaddas berada di tangan mereka sampai direbut oleh Bukhtansar selama beberapa masa, tetapi pada akhirnya dapat direbut kembali oleh Bani Israil.
Sesudah itu negeri Baitul Muqaddas direbut oleh raja-raja Yunani, dan mereka menguasainya dalam kurun waktu yang cukup lama. Di masa itulah Allah Swt. mengutus Nabi Isa ibnu Maryam a.s. Maka orang-orang Yahudi —semoga Allah melaknat mereka— meminta bantuan kepada raja-raja Yunani itu untuk memusuhi Isa a.s.; saat itu orang-orang Yahudi berada di bawah kekuasaan mereka.
Orang-orang Yahudi melancarkan hasutannya terhadap Isa a.s. di hadapan raja-raja Yunani dan mengatakan kepada mereka bahwa Isa telah mengadakan pergerakan yang membuat rakyat kerajaan menjadi rusak. Maka raja-raja Yunani mengirimkan orang-orangnya untuk menangkap Isa a.s.
Lalu Allah Swt. mengangkat Isa kepada-Nya dan menyerupakan salah seorang dari kaum Hawariyin dengannya di mata mereka atas kehendak dan kekuasaan Allah Swt. Kemudian mereka menangkap orang yang serupa dengan Isa itu dan menyalibnya, mereka menduga bahwa dia adalah Isa.
{وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا}
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nisa:157-158)
Tiga ratus tahun kemudian sesudah Isa a.s. masuklah Konstantin, salah seorang raja Yunani, ke dalam agama Nasrani. Dia adalah seorang filosof sebelum itu. Menurut suatu pendapat, ia masuk ke dalam agama Nasrani karena taqiyyah (diplomasi): dan menurut pendapat yang lainnya lagi sebagai tipu muslihat untuk merusak agama dari dalam.
Maka para uskup dari kalangan mereka membuat undang-undang dan syariat-syariat dalam agama Nasrani untuknya yang mereka buat-buat dan ada-adakan sendiri. Dan Raja Konstantin membuatkan untuk mereka gereja-gereja, biara-biara yang besar dan yang kecil, serta patung-patung dan tempat-tempat peribadatan Nasrani. Di masa itu agama Nasrani mengalami kemajuan yang pesat; dan terkenal dengan adanya penggantian, perubahan, penyimpangan yang banyak, serta kedustaan sehingga bertentangan dengan agama Al-Masih yang asli.
Tiada seorang pun dari kalangan Bani Israil yang bertahan pada agama Al-Masih yang asli, kecuali sedikit orang dari kalangan para rahib yang memencilkan dirinya di padang sahara dan tempat-tempat yang jauh dari keramaian dengan rumah-rumah peribadatan mereka.
Agama Nasrani menguasai negeri Syam, sebagian dari Jazirah Arab, dan negeri-negeri Romawi. Raja Konstantin membangun sebuah kota besar yang diberi nama Konstantinopel, lalu Qumamah, Bait Lahm, dan berbagai gereja di Baitul Maqdis dan kota-kota di Hauran. seperti kota Basra dan lain-lainnya; bangunan-bangunan yang didirikannya itu cukup megah dan kuat. Sejak saat itulah salib mulai disembah, dan mereka sembahyang dengan menghadap ke arah timur, lalu mereka menggambar semua gereja, menghalalkan daging babi, dan lain-lainnya yang mereka buat-buat dalam agama mereka, baik yang menyangkut masalah cabang maupun pokoknya. Mereka juga membuat amanat yang kecil untuk sang raja, lalu mereka menamakannya dengan amanat yang besar dan membuat untuknya banyak undang-undang; keterangan mengenai hal ini cukup panjang.
Kekuasaan mereka masih tetap bercokol di negeri-negeri tersebut hingga negeri-negeri itu berhasil direbut dari tangan mereka oleh para sahabat Nabi Muhammad Saw. Dan kota Baitul Maqdis berhasil ditaklukkan oleh Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab r.a.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ}
Dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. (Yunus: 93)
Yakni rezeki yang halal lagi baik, bermanfaat serta dinilai baik untuk keperluan tubuh dan agama.
Firman Allah Swt.:
{فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ}
Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang Kepada mereka pengetahuan (yang tersebut di dalam Taurat). (Yunus: 93)
Maksudnya, tidaklah mereka berselisih dalam sesuatu masalah melainkan setelah mereka mendapat pengetahuan. Dengan kata lain. sebenarnya mereka tidak usah berselisih pendapat karena Allah telah menjelaskan kepada mereka dan menghapuskan dari mereka semua kekeliruan. Di dalam sebuah hadis disebutkan:
أَنَّ الْيَهُودَ اخْتَلَفُوا عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَأَنَّ النَّصَارَى اخْتَلَفُوا عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَسَتَفْتَرِقُ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، مِنْهَا وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ. قِيلَ: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي"
Bahwa orang-orang Yahudi berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan orang-orang Nasrani berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umat ini kelak akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, salah satu golongan darinya masuk surga, sedangkan yang tujuh puluh dua golongan masuk ke dalam neraka. Ditanyakan kepada Rasulullah, siapakah mereka wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Tuntunan yang dijalankan olehku dan sahabat-sahabatku.
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya meriwayatkannya dengan lafaz yang sama, dan hadis ini terdapat pula di dalam kitab-kitab Sunnah dan kitab-kitab Musnad. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
{إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ}
Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka. (Yunus: 93)
Yakni akan memutuskan peradilan di antara mereka.
{يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ}
di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (Yunus: 93)

Yunus, ayat 94-97

{فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنزلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (94) وَلا تَكُونَنَّ مِنَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (95) إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ (96) وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ (97) }

(94). Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu. Karena itu, janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. 
(95). Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang rugi. 
(96). Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, 
(97). meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.

Qatadah ibnu Di'amah mengatakan bahwa telah sampai kepada kami suatu berita yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.telah bersabda:
"لَا أَشُكُّ وَلَا أَسْأَلُ"
Aku tidak pernah merasa ragu dan tidak pernah (pula) bertanya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Sa'id ibnu Jubair, dan Al-Hasan Al-Basri.
Di dalam ayat ini terkandung makna penegasan kepada umat Nabi Saw. dan sekaligus sebagai pemberitahuan kepada mereka bahwa sifat Nabi mereka terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu yang ada di tangan ahli kitab, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
{الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ} الْآيَةَ
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul. Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (Al-A'raf: 157), hingga akhir ayat.
Sekalipun dengan adanya pengetahuan yang telah mereka ketahui dari kitab-kitab mereka, sehingga mereka mengenal Nabi Saw. (ciri-cirinya) sebagaimana mereka mengenali anak-anaknya sendiri, tetapi mereka memalsukan hal itu dan mereka mengubah serta menggantinya. Dan mereka tidak mau beriman kepada Nabi Muhammad Saw., sekalipun hujah telah jelas bagi mereka. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
{إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ}
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus: 96-97)
Artinya, tidak sekali-kali mereka beriman dengan keimanan yang bermanfaat bagi diri mereka, melainkan iman mereka baru muncul di saat tiada manfaatnya lagi iman bagi diri seseorang. Seperti yang pernah didoakan oleh Nabi Musa a.s. untuk kebinasaan Fir aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Hal ini disebutkan oleh firman-Nya:
{رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الألِيمَ}
Ya Tuhan kami. binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. (Yunus: 88)
Allah Swt. telah berfirman pula dalam ayat yang lain:
{وَلَوْ أَنَّنَا نزلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ}
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu kehadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al-An'am: 111)

Yunus, ayat 98

{فَلَوْلا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (98) }

(98). Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus. Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.

Allah Swt. berfirman, "Mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang seluruhnya beriman dari kalangan umat-umat terdahulu yang Kami kirimkan kepada mereka rasul-rasul Kami? Bahkan tidak sekali-kali Kami mengutus seorang rasul sebelum kamu, hai Muhammad, melainkan ia didustakan oleh kaumnya atau oleh kebanyakan dari mereka." Hal ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu:
{يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ}
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yasin: 30)
{كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ}
Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, "Ia itu adalah seorang tukang sihir atau orang gila." (Adz-Dzariyat: 52)
{وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ}
Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (Az-Zukhruf: 23)
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
"عُرِضَ عَلَيَّ الْأَنْبِيَاءُ، فَجَعَلَ النَّبِيُّ يَمُرُّ وَمَعَهُ الْفِئَامُ مِنَ النَّاسِ، وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلُ وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلَانِ، وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ"
Ditampilkan kepadaku para nabi. Maka ada seorang nabi yang lewat dengan ditemani oleh beberapa golongan orang, dan ada seorang nabi yang lewat hanya bersama seorang saja, ada pula seorang nabi yang hanya ditemani oleh dua orang, serta ada seorang nabi (yang lewat) tanpa ditemani oleh seorang pun.
Kemudian Nabi Saw. menyebutkan pengikut Nabi Musa a.s. yang cukup banyak. Nabi Saw. menyebutkan pula jumlah umatnya yang jauh lebih banyak sehingga karena banyaknya itu maka cakrawala timur dan barat penuh dengan umatnya.
Makna yang dimaksud ialah 'tidak ada suatu penduduk kota pun yang seluruhnya beriman kepada nabi mereka dari kalangan umat terdahulu kecuali umat Nabi Yunus'. Mereka adalah penduduk negeri Nainawi, tiadalah iman mereka kecuali karena takut akan tertimpa azab yang telah diperingatkan kepada mereka oleh rasul mereka, sesudah mereka melihat adanya tanda-tanda kedatangan azab itu, sedangkan rasul mereka telah pergi meninggalkan mereka.
Pada mulanya mereka menentang Allah, lalu mereka sadar, maka mereka meminta pertolongan kepada Allah seraya merendahkan diri kepada-Nya. Mereka melakukannya dengan membawa semua anak kecil mereka, hewan-hewan kendaraan, serta ternak mereka. Lalu mereka meminta kepada Allah agar azab dilenyapkan dari mereka, yakni azab yang pernah diperingatkan oleh nabi mereka. Maka pada saat itu Allah mengasihani mereka, melenyapkan azab yang akan diturunkan-Nya kepada mereka, dan menangguhkan mereka. Hal ini disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
{إِلا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ}
selain kaum Yunus, tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (Yunus: 98)
Ulama tafsir berbeda pendapat, apakah azab di akhirat dihilangkan pula dari mereka bersamaan dengan azab dunia, ataukah yang dihilangkan dari mereka hanyalah azab dunia saja? Ada dua pendapat mengenainya:
Pertama, sesungguhnya yang dilenyapkan dari mereka hanyalah azab dunia, sesuai dengan apa yang disebutkan oleh ayat ini.
Kedua, yang dilenyapkan adalah azab di dunia dan di akhirat; karena berdasarkan firman Allah Swt. yang mengatakan:
{وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ}
Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. (Ash-Shaffat: 147-148)
Dalam ayat ini lafaz iman disebutkan secara mutlak tanpa ikatan, sedangkan iman itu dapat menyelamatkan seseorang dari azab ukhrawi; hal ini jelas.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Qatadah mengatakan bahwa tidak bermanfaat penduduk suatu kota yang tadiny'a kafir lalu beriman, jika azab telah datang, lalu mereka dibiarkan, kecuali kaum Yunus. Mereka kehilangan Nabinya, dan mereka menduga bahwa azab telah dekat akan menimpa mereka. Lalu Allah menanamkan ke dalam hati mereka iman yang mendorong mereka untuk bertobat. Maka mereka memakai pakaian lusuh, lalu memisahkan antara ternak mereka dengan anak-anaknya, kemudian menggiringnya (ke suatu tanah lapang) untuk bertobat kepada Allah selama empat puluh hari.
Ketika Allah melihat kesungguhan dan kebenaran tobat serta penyesalan dalam hati mereka atas semua dosa yang telah mereka lakukan di masa sebelumnya, maka Allah menghilangkan azab dari mereka, padahal azab telah dekat akan menimpa mereka.
Qatadah mengatakan bahwa menurut suatu riwayat, kaum Nabi Yunus bertempat di kota Nainawi yang terletak di negeri Mausul. Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf yang bukan hanya seorang.
Disebutkan pula bahwa Ibnu Mas'ud membaca ayat ini dengan bacaan berikut: Fahalla kanat qaryatun amanat (Mengapa tidak ada penduduk suatu kota yang beriman?).
Abu Imran telah meriwayatkan dari Abul Jalad yang mengatakan bahwa ketika azab akan turun kepada mereka (kaum Nabi Yunus), azab itu berputar di atas kepala mereka seperti awan yang sangat gelap. Lalu mereka pergi menemui seorang ulama dari kalangan mereka, dan mereka berkata, "Ajarkanlah kepada kami suatu doa yang akan kami panjatkan. Mudah-mudahan Allah menghilangkan azab ini dari kita." Maka ulama itu menjawab:
يَا حَيُّ حِينَ لَا حَيَّ، يَا مُحْيِي الْمَوْتَى لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.
Ucapkanlah, "Hai Yang Mahahidup di saat tiada yang hidup, hai Yang Mahahidup Yang menghidupkan orang-orang yang mati, hai Yang Mahahidup, tidak ada Tuhan selain Engkau.
Maka Allah menghilangkan azab itu dari mereka. Kisah ini selengkapnya akan disebutkan secara rinci di dalam tafsir surat Ash-Shaffat.

Yunus, ayat 99-100

{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (99) وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ (100) }

(100). Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Firman Allah Swt.:
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ}
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki. (Yunus: 99)
hai Muhammad, niscaya Dia mengizinkan seluruh penduduk bumi untuk beriman kepada apa yang disampaikan olehmu kepada mereka, lalu me­reka beriman semuanya. Akan tetapi, hanya Allah-lah yang mengetahui hikmah dalam semua apa yang dilakukan-Nya. Pengertiannya semakna dengan ayat lain yang disebutkan melalui firman-Nya:
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ}
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan; sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya. (Hud: 118-119)
{أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا}
Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. (Ar-Ra'd: 31)
Karena itulah dalam ayat (surat) ini disebutkan oleh firman-Nya:
{أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ}
Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia. (Yunus: 99)
Yakni kamu paksa dan kamu tindas mereka.
{حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ}
supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya. (Yunus: 99)
Tidak ada hak bagimu melakukan hal itu, dan hal itu bukanlah diserahkan kepadamu melainkan hanya kepada Allah.
Sama halnya dengan firman-firman Allah Swt. berikut ini:
{يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ}
Dia menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (Fathir: 8)
{لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ}
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 272)
{لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ}
Boleh jadi kamu (Muhammad) membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman. (Asy-Syu'ara: 3)
{إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ}
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sukai. (Al-Qashash: 56)
{فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ}
karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Ar-Ra'd: 40)
{فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصيْطِرٍ}
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan, kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Al-Gasyiyah: 21-22)
Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan bahwa Allah Swt. Maha Memperbuat segala apa yang dikehendaki-Nya, Yang menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya, Yang menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya, disebabkan pengetahuan, hikmah, dan keadilan-Nya.
{وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ}
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan. (Yunus: 100)
Yang dimaksud dengan ar-raijs ialah kerusakan dan kesesatan.
{عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ}
kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. (Yunus: 100)
Yakni tidak mempergunakan akalnya untuk memikirkan hujah-hujah dan dalil-dalil Allah. Allah Mahaadil dalam melakukan hal tersebut, yaitu dalam memberi petunjuk kepada orang yang ditunjuki-Nya dan menyesatkan orang yang disesatkan-Nya.

No comments

Tafsir Jalalain

Tafsir Ibnu Katsir

Back to top