010. Yunus Ayat 61 - 62 - 63 - 64 - 65 - 66 - 67 - 68 - 69 - 70 - Tafsir Ibnu Katsir - Muslim Notebook
Yunus, ayat 61
{وَمَا
تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلا تَعْمَلُونَ مِنْ
عَمَلٍ إِلا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ
رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الأرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَلا أَصْغَرَ
مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْبَرَ إِلا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (61) }
(61). Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur’an, dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar daripada itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).
Allah Swt. memberitahukan kepada Nabi-Nya bahwa Dia Maha Mengetahui semua keadaan dan sepak terjang umatnya serta semua makhluk pada tiap jam, menit, dan detiknya. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya barang sebesar atom pun yang ada di langit dan di bumi, dan tidak ada sesuatu pun yang lebih kecil atau lebih besar daripada itu, kecuali semuanya tercatat di dalam kitab yang nyata. Ayat ini semakna dengan firman-Nya:
{وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا وَلا حَبَّةٍ فِي
ظُلُمَاتِ الأرْضِ وَلا رَطْبٍ وَلا يَابِسٍ إِلا فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ}
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib: tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di
lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuz). (Al-An'am: 59)Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia mengetahui gerakan pohon-pohon dan benda-benda lainnya, begitu pula semua hewan yang hidup bebas, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ وَلا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلا أُمَمٌ
أَمْثَالُكُمْ}
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian.
(Al-An'am: 38), hingga akhir ayat.
{وَمَا
مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا}
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya. (Hud: 6), hingga akhir ayat.Apabila pengetahuan Allah mencakup gerakan semuanya itu, maka terlebih lagi pengetahuannya terhadap gerakan orang-orang mukallaf yang diperintahkan untuk beribadah, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{وَتَوَكَّلْ
عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي
السَّاجِدِينَ}
Dan bertawakallah kepada (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha
Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk salat), dan
(melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud
(Asy Suara:217-219)Karena itulah dalam surat ini Allah Swt. berfirman:
{وَمَا
تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلا تَعْمَلُونَ مِنْ
عَمَلٍ إِلا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ}
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari
Al-Qur'an, dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi
saksi atas kalian di waktu kalian melakukannya. (Yunus: 61)Yakni ketika kalian melakukan sesuatu, Kami selalu menyaksikan kalian, dan Kami melihat dan mendengarnya. Karena itulah ketika Jibril bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna ihsan, maka beliau Saw. menjawab:
أَنْ
تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ
يَرَاكَ
Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya; dan apabila
kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia Maha Melihat
kepadamu.Yunus, ayat 62-64
{أَلا
إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (62)
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (64) }
(62). Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(63). (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
(64). Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.
Allah Swt. memberitahukan bahwa kekasih-kekasih-Nya adalah mereka yang beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama. Dengan demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali (kekasih) Allah. Maka:
{لَا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ}
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka. (Yunus: 62)dalam menghadapi masa mendatangnya, yaitu kengerian-kengerian dan hal-hal yang sangat menakutkan di hari akhirat nanti.
{وَلا
هُمْ يَحْزَنُونَ}
dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yunus: 62)terhadap apa yang ada di belakang mereka di dunia. Abdullah ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf telah mengatakan bahwa wali-wali Allah adalah orang-orang yang apabila terbersit perasaan riya dalam hati mereka, maka mereka segera ingat kepada Allah.
Hal ini telah disebutkan di dalam sebuah hadis marfu', diriwayatkan oleh Imam Al-Bazzar. Disebutkan bahwa:
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ حَرْب الرَّازِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ سَابِقٍ،
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأَشْعَرِيُّ -وَهُوَ الْقُمِّيُّ
-عَنْ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي الْمُغِيرَةِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ أَوْلِيَاءُ اللَّهِ؟
قَالَ: "الَّذِينَ إِذَا رءُوا ذُكر اللَّهُ"
telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Harb Ar-Razi, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Sa'id ibnu Sabiq, telah menceritakan kepada kami
Ya'qub ibnu Abdullah Al-Asy'ari (yaitu Al-Oummi), dari Ja'far ibnu Abul Mugirah,
dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa pernah seorang
lelaki bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah wali-wali Allah itu? Maka
Rasulullah Saw. menjawab: Yaitu orang-orang yang apabila terbersit rasa riya
dalam hatinya, maka segera ia ingat kepada Allah.Kemudian Imam Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini telah diriwayatkan dari Sa’id secara mursal.
وَقَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفاعي، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ
حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ عُمَارَةَ بْنِ الْقَعْقَاعِ، عَنْ أَبِي زُرْعَة بْنِ
عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ البَجَلي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ مِنْ
عِبَادِ اللَّهِ عِبَادًا يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ". قِيلَ:
مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ لَعَلَّنَا نُحِبُّهُمْ. قَالَ: "هُمْ قَوْمٌ
تَحَابُّوا فِي اللَّهِ مِنْ غَيْرِ أَمْوَالٍ وَلَا أَنْسَابٍ، وُجُوهُهُمْ نُورٌ
عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ، وَلَا
يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ". ثُمَّ قَرَأَ: {أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ
اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ}
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam Ar-Rifa'i,
telah menceritakan kepada kami Abu Fudail, telah menceritakan kepada kami
ayahku. dari Imarah ibnul Qa"qa', dari Abu Zur'ah, dari Amr ibnu Jarir
Al-Bajali, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat banyak hamba yang
para nabi dan para syuhada merasa iri melihat mereka. Ketika ditanyakan,
"Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah? Mudah-mudahan kami dapat mencintai
mereka." Rasulullah Saw. bersabda: Mereka adalah suatu kaum yang saling
mengasihi karena Allah tanpa ada harta benda dan tanpa nasab (keturunan di
antara sesama mereka), wajah mereka bercahaya berada di atas mimbar-mimbar
dari nur (cahaya). Mereka tidak merasa khawatir di saat manusia dicekam
oleh kekhawatiran, mereka pun tidak bersedih hati di saat manusia bersedih hati.
Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Ingatlah sesungguhnya
wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. (Yunus: 62)Imam Abu Daud meriwayatkannya pula melalui hadis Jarir. dari Imarah ibnul Qa'qa’ dari Abu Zur'ah. dari Amr ibnu Jarir. dari Umar ibnul Khattab r.a., dari Nabi Saw. dengan lafaz yang semisal.
Sanad hadis ini pun termasuk jayyid, hanya di dalam sanadnya terdapat inqita' (mata rantai urutan sanad yang terputus) antara Abu Zur'ah dan Umar ibnul Khattab r.a.
وَفِي
حَدِيثِ الْإِمَامِ أَحْمَدَ، عَنْ أَبِي النَّضِرِ، عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ
بَهْرَام، عَنْ شَهْر بْنِ حَوْشَب، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْم، عَنْ
أَبِي مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَأْتِي مِنْ أَفْنَاءِ النَّاسِ وَنَوَازِعِ الْقَبَائِلِ
قَوْمٌ لَمْ تَتَّصِلْ بَيْنَهُمْ أَرْحَامٌ مُتَقَارِبَةٌ، تَحَابُّوا فِي
اللَّهِ، وَتَصَافَوْا فِي اللَّهِ، يَضَعُ اللَّهُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، فَيُجْلِسُهُمْ عَلَيْهَا، يَفْزَعُ النَّاسُ وَلَا
يَفْزَعُونَ، وَهُمْ أَوْلِيَاءُ اللَّهِ، الَّذِينَ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا
هُمْ يَحْزَنُونَ". وَالْحَدِيثُ مُتَطَوِّلٌ.
Di dalam hadis Imam Ahmad, dari Abun Nadhr, dari Abdul Hamid ibnu Bahram,
dari Syahr ibnu Hausyab. dari Abdur Rahman ibnu Ghanam, dari Abu Malik
Al-Asy'ari disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Kelak akan datang
dari golongan-golongan manusia dan puak-puak kabilah suatu kaum yang di antara
sesama mereka tidak ada hubungan rahim kekerabatan, tetapi mereka saling
mengasihi karena Allah dan saling berikhlas diri karena Allah. Kelak di hari
kiamat Allah meletakkan mimbar-mimbar dari nur buat mereka, lalu mendudukkan
mereka di atasnya. Semua manusia merasa khawatir, tetapi mereka tidak khawatir.
Mereka adalah wali-wali Allah yang tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنِ
الْأَعْمَشِ، عَنْ ذَكْوَان أَبِي صَالِحٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
قَوْلِهِ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قَالَ:
"الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرى لَهُ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah
menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Zakwan ibnu Abu Saleh,
dari seorang lelaki, dari Abu Darda r.a., dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna
firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan
(dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64) Nabi Saw. bersabda
menerangkan hal tersebut: Mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang muslim
atau mimpi yang baik yang diperlihatkan kepadanya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو السَّائِبِ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنِ
الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ رَجُلٍ مِنْ
أَهْلِ مِصْرَ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ فِي قَوْلِهِ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ أَبَا الدَّرْدَاءِ
عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ، فَقَالَ: لَقَدْ سَأَلْتُ عَنْ شَيْءٍ مَا سمعتُ [أَحَدًا]
سَأَلَ عَنْهُ بَعْدَ رَجُلٍ سَأَلَ عَنْهُ رسولَ اللَّهِ، فَقَالَ: "هِيَ
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ، أَوْ تُرَى لَهُ،
بُشْرَاهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا، وَبُشْرَاهُ فِي الْآخِرَةِ
[الْجَنَّةُ]
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abus Saib, telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Ata
ibnu Yasar, dari seorang lelaki dari kalangan penduduk Mesir, dari Abu Darda
sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64);
Bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Abu Darda mengenai makna ayat ini, lalu
Abu Darda menjawab, "Sesungguhnya engkau telah menanyakan sesuatu yang belum
pernah aku dengar ada seseorang menanyakannya selain seorang lelaki yang pernah
bertanya kepada Rasulullah Saw. tentangnya. Maka Rasulullah Saw. menjawab:
'Hal itu berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang muslim atau mimpi
baik yang diperlihatkan kepadanya, sebagai berita gembira buatnya dalam
kehidupan di dunia, sedangkan berita gembira untuknya dalam kehidupan di akhirat
adalah surga'.”Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Sufyan, dari Ibnul Munkadir, dari Ata ibnu Yasar, dari seorang ulama dari kalangan penduduk Mesir, bahwa ia bertanya kepada Abu Darda mengenai makna ayat ini, kemudian disebutkan hadis yang semisal dengan hadis di atas.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Minhal, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Zaid, dari Asim ibnu Bahdalah, dari Abu Saleh yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Darda ditanya mengenai makna ayat ini, yaitu firman-Nya: Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa, bagi mereka berita gembira. (Yunus: 63-64) Lalu disebutkan hadis yang semisal dengan hadis di atas.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا أَبَانٌ، حَدَّثَنَا
يَحْيَى، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ؛ أَنَّهُ سَأَلَ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ،
أَرَأَيْتَ قَوْلَ اللَّهِ تَعَالَى: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَفِي الآخِرَةِ} ؟ فَقَالَ: "لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ شَيْءٍ مَا سَأَلَنِي عَنْهُ
أَحَدٌ مِنْ أُمَّتِي -أَوْ: أَحَدٌ قَبْلَكَ" قَالَ: "تِلْكَ الرُّؤْيَا
الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الرَّجُلُ الصَّالِحُ أَوْ تُرَى لَهُ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah
menceritakan kepada kami Aban, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Abu
Salamah, dari Ubadah ibnus Samit; ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw.
tentang makna firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di
dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64) Maka Rasulullah
Saw. bersabda: Sesungguhnya kamu menanyakan sesuatu kepadaku yang belum
pernah ditanyakan dari kalangan umatku atau tiada seoran pun yang
menanyakannya sebelum kamu; itu adalah mimpi yang baik yang dilihat seseorang
atau diperlihatkan kepadanya.Demikian pula Abu Daud Attayalisi meriwayatkannya dari Imran Alqattan, dari Yahya Ibnu Abu Kasir dengan sanad yang sama, juga Al-Auza'i meriwayatkannya dari Yahya Ibnu Abu Kasir, lalu menyebutkan hadis tersebut. Dan Ali ibnuI-Mubarak meriwayatkannya dari Yahya, dari Abu Salamah yang mengatakan; telah menceritakan kepada kami. dari Ubadah ibnu Samit; Ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai ayat ini, lalu Ubadah menyebutkan ayatnya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَبُو حُمَيْدٍ الحِمْصيّ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدٍ الأحْمُوسي، عَنْ حُمَيْدِ
بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْمُزَنِيِّ قَالَ: أَتَى رَجُلٌ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ
فَقَالَ: آيَةٌ فِي كِتَابِ اللَّهِ أَسْأَلُكَ عَنْهَا، قول الله تعالى: {لَهُمُ
الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} ؟ فَقَالَ عُبَادَةُ: مَا سَأَلَنِي عَنْهَا
أَحَدٌ قَبْلَكَ، سَأَلْتُ عَنْهَا نَبِيَّ اللَّهِ فَقَالَ مِثْلَ ذَلِكَ: "مَا
سَأَلَنِي عَنْهَا أَحَدٌ قَبْلَكَ، الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْعَبْدُ
الْمُؤْمِنُ فِي الْمَنَامِ أَوْ تُرَى لَهُ"
Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepadaku Abu Hamid Al-Himsi.
telah menceritakan kepada kami Yahya Ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami
Umar ibnu Amr ibnu Abdul Akhmusyi, dari Hamid ibnu Abdullah Al-Muzni, ia
mengatakan bahwa seorang laki-laki datang kepada Ubadah ibnus-Samit, lalu
berkata, "Ada suatu ayat Al-Qur'an yang akan aku tanyakan kepadamu yaitu
firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia.
(Yunus: 64); Ubadah ibnus-Samit menjawab, "Tiada seorang pun yang
menanyakannya sebelum kamu, aku pernah menanyakannya kepada Nabi dan beliau
mengatakan hal yang sama. yaitu: Tiada seorang pun yang menanyakannya sebelum
kamu, bahwa berita gembira itu adalah mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang
hamba mukmin dalam tidurnya atau diperlihatkan kepadanya.
ثُمَّ
رَوَاهُ مِنْ حَدِيثِ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ أَيُّوبَ بْنِ خَالِدٍ بْنِ
صَفْوان، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ؛ أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الآخِرَةِ} فَقَدْ عَرَفْنَا بُشْرَى الْآخِرَةِ الْجَنَّةُ، فَمَا بُشْرَى
الدُّنْيَا؟ قَالَ: "الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يَرَاهَا الْعَبْدُ أَوْ تُرَى لَهُ،
وَهِيَ جُزْءٌ مِنْ أَرْبَعَةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا أَوْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنَ
النُّبُوَّةِ"
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari hadis Musa ibnu Ubadah, dari Ayyub
ibnu Khalid ibnu Safwan, dari Ubadah ibnu Samit; ia pernah berkata kepada
Rasulullah Saw. mengenai firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di
dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus:
64) Ia mengatakan, "Kami telah mengetahui bahwa berita gembira di akhirat adalah
surga, maka apakah yang dimaksud dengan berita gembira di dunia?" Rasulullah
Saw. bersabda: Mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang hamba atau yang
diperlihatkan kepadanya. Mimpi yang baik itu merupakan suatu bagian dari empat
puluh empat atau tujuh puluh bagian dari kenabian.
قَالَ
[الْإِمَامُ] أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا بَهْز، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، حَدَّثَنَا
أَبُو عِمْرَانَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الصَّامِتِ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ؛ أَنَّهُ
قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرَّجُلُ يَعْمَلُ الْعَمَلَ فَيَحْمَدُهُ النَّاسُ
عَلَيْهِ، وَيُثْنُونَ عَلَيْهِ بِهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ".
Imam Ahmad mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Bahz, telah
menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Abu Imran, dari
Abdullah ibnus Samit, dari Abu Zar, bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah,
"Wahai Rasulullah, bagaimanakah dengan seorang lelaki yang melakukan amalnya,
lalu mendapat pujian dari manusia dan sanjungan mereka kepadanya atas amalnya
itu?" Maka Rasulullah Saw. menjawab: Hal itu adalah berita gembira yang
disegerakan untuk orang mukmin.Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.
قَالَ
أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا حَسَنٌ -يَعْنِي الْأَشْيَبَ -حَدَّثَنَا ابْنُ
لَهِيعة، حَدَّثَنَا دَرَّاج، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْر، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ قَالَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ}
قَالَ: "الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يُبَشَّرُهَا الْمُؤْمِنُ، هِيَ جُزْءٌ مِنْ
تِسْعَةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ، فَمَنْ رَأَى [ذَلِكَ]
فَلْيُخْبِرْ بِهَا، وَمَنْ رَأَى سِوَى ذَلِكَ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ
ليَحْزُنه، فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا، وَلِيُكَبِّرْ وَلَا يُخْبِرْ
بِهَا أَحَدًا"
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan (yakni
Al-Asy-yab), telah menceritakan kepada kami Ibnu kahi'ah. telah menceritakan
kepada kami Daraj dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abdullah ibnu Amr, dari
Rasulullah Saw. Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Bagi
mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia (Yunus: 64) Lalu beliau
Saw. bersabda: Mimpi yang baik yang disampaikan kepada seorang mukmin sebagai
berita gembira baginya adalah suatu bagian dari empat puluh sembilan bagian dari
kenabian. Maka barang siapa yang melihat hal itu dalam mimpinya, hendaklah ia
menceritakannya. Dan barang siapa yang melihat selain itu, maka sesungguhnya hal
itu hanyalah dari setan dengan maksud untuk membuatnya bersedih hati. Untuk itu
hendaklah ia meludah ke arah kirinya sebanyak tiga kali seraya bertakbir, dan
janganlah ia menceritakan hal itu kepada seorang pun.Para ahli hadis lainnya tidak mengetengahkannya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي يُونُسُ، أَنْبَأَنَا ابْنُ وَهْب، حَدَّثَنِي عَمْرُو
بْنُ الْحَارِثِ، أَنَّ دَرَّاجا أَبَا السَّمْحِ حَدَّثَهُ عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْر، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: {لَهُمُ الْبُشْرَى فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا} الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ يبشَّرها الْمُؤْمِنُ، جُزْءٌ مِنْ
سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ".
Ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Yunus, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Amr ibnul
Haris, bahwa Darij alias Abus Samah pernah menceritakan kepadanya hadis berikut
dari Abdur Rahman ibnu Jubair, dari Abdullah ibnu Amr, dari Rasulullah Saw.
Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Bagi mereka berita
gembira di dalam kehidupan di dunia (Yunus: 64)’ Lalu beliau Saw. bersabda:
Mimpi yang baik yang diperlihatkan kepada orang mukmin sebagai berita gembira
untuknya adalah suatu bagian dari empat puluh enam bagian dari kenabian.
قَالَ
أَيْضًا ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حَاتِمٍ المؤدَّب،
حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ،
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
{لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ} قال:
"هي فِي
الدُّنْيَا الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ، يَرَاهَا الْعَبْدُ أَوْ تُرَى لَهُ، وَهِيَ
فِي الْآخِرَةِ الْجَنَّةُ".
Ibnu Jarir mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu
Abu Hatim Al-Mu-addib. telah menceritakan kepada kami Ammar ibnu Muhammad, telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah. dari Nabi
Saw. sehubungan dengan firman-Nya: Bagi mereka berita gembira di dalam
kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. (Yunus: 64) Lalu
beliau Saw. bersabda: Di dunia berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh
seorang hamba atau diperlihatkan kepadanya, sedangkan di akhirat berita gembira
itu adalah surga.Kemudian Imam Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Abu Kuraib, dari Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Abu Husain, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa mimpi yang baik adalah berita gembira dari Allah, dan mimpi yang baik itu merupakan salah satu dari kabar gembira. Demikianlah riwayatnya dari jalur ini secara mauquf.
قَالَ
أَيْضًا: حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٍ،
عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ هِيَ الْبُشْرَى، يَرَاهَا
الْمُسْلِمُ أَوْ تُرَى لَهُ"
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami Abu Bakar, telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari
Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah
bersabda: Mimpi yang baik adalah berita gembira yang dilihat oleh orang
muslim atau diperlihatkan kepadanya.
قَالَ
ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ حَمَّادٍ الدُّولابي، حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي يَزِيدَ، عَنِ أَبِيهِ، عَنْ سِبَاع
بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ أُمِّ كُرْز الْكَعْبِيَّةِ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "ذَهَبَتِ النُّبُوَّةُ، وَبَقِيَتِ
الْمُبَشِّرَاتُ".
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Hammad
Ad-Daulabi. telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ubaidillah ibnu Abu
Yazid, dari ayahnya, dari Siba' ibnu Sabit, dari Ummu Kuraiz Al-Ka’biyyah, bahwa
ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Kenabian telah tiada, dan yang
masih ada adalah berita-berita gembira (mimpi-mimpi yang baik).Hal yang sama telah diriwayatkan bersumber dari Ibnu Mas'ud, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Mujahid, Urwah ibnuz Zubair, Yahya ibnu Abu Kasir. Ibrahim An-Nakha’i. Ata ibnu Abu Rabah. dan lain-lainnya, bahwa mereka menafsirkan hal tersebut dengan arti mimpi yang baik.
Menurut pendapat lain. hal itu merupakan berita gembira dari para malaikat buat orang mukmin di saat menjelang ajalnya, yaitu dengan menampakkan surga dan ampunan kepadanya, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
{إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي
كُنْتُمْ تُوعَدُونَ نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي
الآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا
تَدَّعُونَ نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ}
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah, "
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kalian merasa takut dan janganlah
kalian merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga
yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.” Kamilah Pelindung kalian dalam
kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Sebagai
hidangan (bagi kalian) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Fushshilat: 30-32)Di dalam hadis Al-Barra r.a. disebutkan:
"أَنَّ
الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ، جَاءَهُ مَلَائِكَةٌ بِيضُ الْوُجُوهِ،
بِيضُ الثِّيَابِ، فَقَالُوا: اخْرُجِي أَيَّتُهَا الرُّوحُ الطَّيِّبَةُ إِلَى
رَوْحٍ وَرَيْحَانٍ، وَرَبٍّ غَيْرِ غَضْبَانَ. فَتَخْرُجُ مِنْ فَمِهِ، كَمَا
تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فَمِ السِّقَاءِ".
bahwa seorang mukmin itu apabila ajalnya telah habis, maka para malaikat
yang berwajah putih datang kepadanya dengan berpakaian serba putih, lalu mereka
mengatakan, "Keluarlah, hai roh yang baik, untuk menuju kepada ketenteraman dan
rezeki serta Tuhan yang tidak murka!" Maka keluarlah rohnya dari mulutnya,
sebagaimana tetesan air keluar mengalir dari mulut wadah minuman.Adapun mengenai berita gembira bagi mereka di akhirat, maka hal ini adalah seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya.
{لَا
يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الأكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ
الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ}
Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat)
dan mereka disambut oleh para malaikat. (Para malaikat berkata),
"Inilah hari kalian yang telah dijanjikan kepada kalian.” (Al-Anbiya:
103)
{يَوْمَ
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan
sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan dan sebelah kanan mereka,
(dikatakan kepada mereka), "Pada hari ini ada berita gembira untuk
kalian, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang
kalian kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Al-Hadid:
12)Adapun firman Allah Swt.
{لَا
تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ}
Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.
(Yunus: 64)Maksudnya, janji ini tidak akan diubah, tidak akan diingkari, dan tidak akan diganti; bahkan ditetapkan, dikukuhkan, dan pasti akan terjadi.
{ذَلِكَ
هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ}
Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar. (Yunus: 64)Yunus, ayat 65-67
{وَلا
يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ (65) أَلا إِنَّ لِلَّهِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ
وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ شُرَكَاءَ إِنْ
يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ (66) هُوَ الَّذِي جَعَلَ
لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ
لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (67) }
(65). Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(66). Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga.
(66). Dialah yang menjadikan malam bagi kalian supaya kalian beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang-benderang (supaya kalian mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.
Allah Swt. berfirman kepada Rasul-Nya:
{وَلا
يَحْزُنْكَ}
Janganlah kamu sedih. (Yunus: 65)oleh perkataan orang-orang musyrik itu. tetapi mintalah pertolongan kepada Allah dalam menghadapi mereka, dan bertawakallah kepada-Nya. Karena sesungguhnya kemenangan itu hanyalah milik Allah semuanya, Rasul-Nya serta orang-orang mukmin.
{هُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ}
Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Yunus: 65)Yakni Maha Mendengar semua ucapan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Mengetahui semua keadaan mereka. Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa kepunyaan Dialah semua yang ada di langit dan bumi; dan bahwa orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala itu, sedangkan berhala-berhala itu tidak dapat menimpakan mudarat, tidak pula manfaat, tiada dalil yang menjadi pegangan mereka dalam menyembah berhala-berhala itu. Bahkan sebenarnya mereka dalam penyembahannya itu hanyalah semata-mata mengikuti dugaan dan khayalan, kedustaan dan buat-buatan mereka sendiri.
Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa Dialah yang telah menjadikan malam hari untuk hamba-hamba-Nya agar mereka beristirahat dari kelelahan dan kecapaian sehabis berusaha dan bekerja.
{وَالنَّهَارَ
مُبْصِرًا}
dan (menjadikan) siang hari terang-benderang. (Yunus: 67)Maksudnya, terang-benderang untuk penghidupan mereka, usaha mereka, bepergian mereka, dan kepentingan-kepentingan mereka.
{إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ}
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang mendengar. (Yunus: 67)Yaitu yang mendengar hujah-hujah dan dalil-dalil ini, lalu mereka mengambil pelajaran darinya: dan mereka menyimpulkan darinya kebesaran dari Tuhan yang menciptakan, mengatur, dan memperjalankan semuanya itu.
Yunus, ayat 68-70
{قَالُوا
اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ
وَمَا فِي الأرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا أَتَقُولُونَ عَلَى
اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (68) قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ (69) مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا
مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ
(70) }
(68). Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata, "Allah mempunyai anak.” Mahasuci Allah, Dialah Yang Mahakaya, kepunyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kalian tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kalian mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?
(69). Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung.”
(70). (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.
Allah Swt. berfirman mengingkari orang-orang yang beranggapan bahwa Dia mempunyai anak:
{سُبْحَانَهُ
هُوَ الْغَنِيُّ}
Mahasuci Allah: Dialah YangMahakaya. (Yunus: 68)Yakni Mahasuci Allah dari apa yang mereka tuduhkan itu. Dia Mahakaya, tidak membutuhkan semuanya selain Dia sendiri, tetapi segala sesuatu berhajat kepada-Nya.
{لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ}
kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. (Yunus:
68)Maka mana mungkin Dia mempunyai anak dari makhluk yang diciptakan-Nya, sedangkan segala sesuatu adalah milik-Nya dan merupakan hamba-Nya.
{إِنْ
عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا}
Kalian tidak mempunyai hujah tentang ini. (Yunus: 68)Maksudnya, kalian tidak mempunyai dalil atau bukti atas apa yang telah kalian katakan. Perkataan kalian itu hanyalah dusta dan buat-buatan saja.
{أَتَقُولُونَ
عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ}
Pantaskah kalian mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui?
(Yunus: 68)Ayat ini mengandung makna ingkar dan ancaman yang kuat serta peringatan yang keras, sama halnya dengan apa yang terkandung di dalam firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{وَقَالُوا
اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ
السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الأرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ
هَدًّا أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ
يَتَّخِذَ وَلَدًا إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِلا آتِي
الرَّحْمَنِ عَبْدًا لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا وَكُلُّهُمْ آتِيهِ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا}
Dan mereka berkata, "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai)
anak.” Sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat
mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi belah, dan
gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil
(mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali
akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya
Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang
teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan
sendiri-sendiri. (Maryam: 88-95)Kemudian Allah mengancam orang-orang yang berdusta terhadap-Nya lagi berani membuat kebohongan terhadap-Nya dari kalangan orang-orang yang mendakwakan bahwa Allah mempunyai anak, bahwa mereka tidak beruntung di dunia dan di akhiratnya. Adapun di dunia, Allah memenuhi semua cita-cita mereka dan membuat mereka senang sebentar.
ثُمَّ
نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ
kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.
(Luqman: 24)Dan dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:
{مَتَاعٌ
فِي الدُّنْيَا}
(Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia. (Yunus:
70) Maksudnya, dalam waktu yang pendek selama mereka hidup di dunia.
{ثُمَّ
إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ}
kemudian kepada Kamilah mereka kembali. (Yunus: 70) Yakni kelak di hari kiamat.
{ثُمَّ
نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ}
kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat. (Yunus: 70)Yaitu siksa yang menyakitkan lagi sangat pedih.
{بِمَا
كَانُوا يَكْفُرُونَ}
disebabkan kekafiran mereka. (Yunus: 70)Yakni disebabkan kekufuran, kedustaan, dan buatan-buatan mereka terhadap Allah dalam dakwaan mereka yang bohong lagi keji itu.
No comments