007. Al-A'rof Ayat 31 - 32 - 33 - 34 - 35 - 36 - 37 - 38 - 39 - 40 - 41 - Tafsir Ibnu Katsir - Muslim Notebook
Al-A'raf, ayat 31
{يَا
بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا
تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (31) }
Hai anak Adam, pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Ayat yang mulia ini merupakan bantahan terhadap orang-orang musyrik, yakni tradisi melakukan tawaf dengan telanjang bulat yang biasa mereka lakukan.
Seperti yang disebutkan di dalam riwayat Imam Muslim, Imam Nasai, dan Ibnu Jarir. Sedangkan lafaznya berdasarkan apa yang ada pada Ibnu Jarir, diriwayatkan melalui hadis Syu'bah, dari Salamah ibnu Kahil, dari Muslim Al-Batin, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu kaum pria dan wanita melakukan tawafnya di Baitullah dalam keadaan telanjang bulat. Kaum pria melakukannya di siang hari, sedangkan kaum wanita pada malam harinya. Salah seorang wanita dari mereka mengatakan dalam tawafnya: Pada hari ini tampaklah sebagiannya atau seluruhnya; dan apa yang tampak darinya, maka tidak akan saya halalkan. Maka Allah Swt. berfirman: pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid. (Al-A'raf: 31)
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: pakailah pakaian kalian yang indah di setiap (memasuki) masjid. (Al-A'raf: 31), hingga akhir ayat. Bahwa dahulu (di masa Jahiliah) kaum lelaki biasa tawaf sambil telanjang. Maka Allah memerintahkan mereka untuk memakai pakaian yang indah-indah (setelah masa Islam).
Yang dimaksud dengan istilah الزِّينَةُ dalam ayat ini ialah pakaian, yaitu pakaian yang menutupi aurat, terbuat dari kain yang baik dan bahan lainnya yang dapat dijadikan pakaian. Mereka diperintahkan untuk memakai pakaiannya yang indah di setiap memasuki masjid.
Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ata, Ibrahim An-Nakha'i, Sa'id ibnu Jubair, Ojatadah, As-Saddi, Ad-Dahhak, Malik, Az-Zuhri, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan para imam ulama Salaf sehubungan dengan tafsir ayat ini. Bahwa ayat ini diturunkan sehubungan dengan tawaf orang-orang musyrik di Ka'bah dalam keadaan telanjang bulat.
Al-Hafiz ibnu Murdawaih meriwayatkan melalui hadis Sa'id ibnu Basyir dan Al-Auza'i, dari Qatadah, dari Anas secara marfu', bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan masalah mengerjakan salat dengan memakai terompah. Tetapi kesahihannya masih perlu dipertimbangkan.
Berdasarkan ayat ini dan hadis yang mengutarakan masalah yang semisal, disunatkan memakai pakaian yang indah di saat hendak melakukan salat, terlebih lagi salat Jumat dan salat hari raya. Disunatkan pula memakai wewangian, karena wewangian termasuk ke dalam pengertian perhiasan. Juga disunatkan bersiwak, mengingat siwak merupakan kesempurnaan bagi hal tersebut.
Pakaian yang paling utama ialah yang berwarna putih, seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang dinilai sahih oleh Imam Ahmad sampai kepada Ibnu Abbas dengan predikat marfu':
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيم، عَنْ
سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الْبَسُوا مِنْ ثِيَابِكُمُ الْبَيَاضَ، فَإِنَّهَا
مِنْ خير ثيابكم، وكَفِّنوا فيها موتاكم، وإن خَيْرِ أَكْحَالِكُمُ الإثْمِد،
فَإِنَّهُ يَجْلُو الْبَصَرَ، وَيُنْبِتُ الشَّعْرَ".
Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Asim, telah
menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam, dari Sa'id ibnu
Jubair, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda; Pakailah pakaian kalian
yang berwarna putih, karena sesungguhnya pakaian putih adalah pakaian terbaik
kalian, dan kafankanlah dengannya orang-orang mati kalian. Dan sesungguhnya
sebaik-baik celak kalian memakai ismid, karena sesungguhnya ismid itu dapat
mencerahkan pandangan mata dan menumbuhkan rambut.Hadis ini jayyid sanadnya, semua perawinya dengan syarat Muslim. Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Usman ibnu Khaisam dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Imam Ahmad dan para pemilik kitab sunnah telah meriwayatkan dengan sanad yang jayyid melalui Samurah ibnu Jundub yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"عَلَيْكُمْ
بِالثِّيَابِ الْبَيَاضِ فَالْبَسُوهَا؛ فَإِنَّهَا أَطْهَرُ وَأَطْيَبُ،
وَكَفِّنُوا فِيهَا مَوْتَاكُمْ"
Berpakaian putihlah kalian, kenakanlah ia selalu, karena sesungguhnya
pakaian putih itu lebih cerah dan lebih baik: dan kafankanlah dengannya
orang-orang mati kalian.Imam Tabrani meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Qatadah, dari Muhammad ibnu Sirin, bahwa Tamim Ad-Dari pernah membeli sebuah kain selendang (putih) dengan harga seribu (dirham), lalu ia pakai dalam salat-salatnya.
*******************
Firman Allah Swt.:
وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا
makan dan minumlah kalian. (Al-A'raf: 31), hingga akhir ayat.Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa Allah menghimpun semua kebaikan dalam separo ayat ini, yaitu firman-Nya:
{وَكُلُوا
وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا}
makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan.
(Al-A'raf:31)Imam Bukhari mengatakan, Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang dimaksud ialah makanlah sesukamu dan berpakaianlah sesukamu selagi engkau hindari dua pekerti, yaitu berlebih-lebihan dan sombong.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Saur, dari Ma'mar, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, "Allah menghalalkan makan dan minum selagi dilakukan dengan tidak berlebih-lebihan dan tidak untuk kesombongan." Sanad asar ini berpredikat sahih.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا بَهْز، حَدَّثَنَا هَمّام، عَنْ قَتَادَةُ، عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْب، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "كُلُوا وَاشْرَبُوا وَالْبَسُوا وَتَصَدَّقُوا،
فِي غَيْرِ مَخِيلة وَلَا سرَف، فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى نِعْمَتَهُ
عَلَى عَبْدِهِ"
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz, telah
menceritakan kepada kami Hammam, dari Qatadah, dari Amr ibnu Syu'aib, dari
ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Makan, minum,
berpakaian, dan bersedekahlah kalian tanpa dengan kesombongan dan
berlebih-lebihan, karena sesungguhnya Allah suka bila melihat nikmat-Nya
digunakan oleh hamba-Nya.
وَرَوَاهُ
النَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ، مِنْ حَدِيثِ قَتَادَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ
شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: "كُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا فِي غَيْرِ إِسْرَافٍ وَلَا
مَخِيلة"
Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Qatadah, dari
Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi Saw. yang telah
bersabda: Makan, bersedekah, dan berpakaianlah kamu sekalian tanpa
berlebih-lebihan dan tanpa kesombongan.
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ
سُلَيْمٍ الكِناني، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ جَابِرٍ الطَّائِيُّ سَمِعْتُ
الْمِقْدَامَ بن معد يكرب الْكِنْدِيَّ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ
بَطْنِهِ، حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ صُلبه، فَإِنْ كَانَ فَاعِلًا لَا
مَحَالَةَ، فَثُلْثٌ طعامٌ، وَثُلُثٌ شرابٌ، وَثُلُثٌ لِنَفَسَهِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah
menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Salim Al-Kalbi, telah menceritakan kepada
kami Yahya ibnu Jabir At-Tai; ia telah mendengar Al-Miqdam ibnu Ma'di Kariba
Al-Kindi bercerita bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Tiada
suatu wadah pun yang dipenuhi oleh anak Adam yang lebih jahat daripada perutnya.
Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang sulbinya.
Dan jika ia terpaksa melakukannya, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga
untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk napasnya.Imam Nasai dan Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Yahya ibnu Jabir dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan, sedangkan menurut salinan lainnya disebutkan hasan sahih.
Al-Hafiz Abu Ya'la Al-Mausuli mengatakan di dalam kitab musnadnya:
حَدَّثَنَا
سُوَيْد بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا بَقِيَّة، عَنْ يُوسُفَ ابْنِ أَبِي
كَثِيرٍ، عَنْ نُوحِ بْنِ ذَكْوان، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ مِنْ
السَّرف أَنْ تَأْكُلَ كُلَّ مَا اشْتَهَيْتَ".
telah menceritakan kepada kami Suwaid ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan
kepada kami Baqiyyah, dari Yusuf ibnu Abu Kasir, dari Nuh ibnu Zakwan, dari
Al-Hasan, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah
bersabda: Sesungguhnya termasuk sikap berlebih-lebihan ialah bila engkau
memakan segala makanan yang engkau sukai.Ad-Daruqutni meriwayatkannya di dalam himpunan hadis-hadis mufrad-nya, dan ia mengatakan bahwa hadis ini garib, diriwayatkan oleh Baqiyyah secara munfarid (menyendiri).
*******************
As-Saddi mengatakan, dahulu (di masa Jahiliah) orang-orang yang melakukan
tawaf di Baitullah sambil telanjang bulat mengharamkan wadak
(minyak samin) atas diri mereka sendiri selama mereka berada di musim haji.
Maka Allah Swt. berfirman terhadap mereka: makan dan minumlah kalian.
(Al-A'raf: 31), hingga akhir ayat. Artinya, janganlah kalian
berlebih-lebihan dalam mengharamkan.Mujahid mengatakan, makna ayat mengandung perintah kepada mereka agar mereka makan dan minum dari segala sesuatu yang direzekikan oleh Allah buat mereka.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan janganlah kalian berlebih-lebihan. (Al-A'raf: 31) Yakni janganlah kalian memakan yang diharamkan, karena memakan yang diharamkan merupakan perbuatan berlebih-lebihan.
Ata Al-Khurrasani telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-A'raf: 31) Yaitu dalam hal makanan dan minuman.
Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (Al-A'raf: 31) Dan firman Allah Swt.: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-Miidah: 87); Yakni yang melampaui batasan Allah dalam masalah halal atau haram, yang berlebih-lebihan terhadap apa yang dihalalkan-Nya, yaitu dengan menghalalkan yang diharamkan-Nya atau mengharamkan yang dihalalkan-Nya. Tetapi Allah menyukai sikap yang menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya dan mengharamkan apa yang diharamkan-Nya, karena yang demikian itulah sifat pertengahan yang diperintahkan oleh-Nya.
Al-A'raf, ayat 32
{قُلْ
مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ
الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً
يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (32)
}
Katakanlah, "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah, "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
Allah Swt. berfirman, menyanggah pendapat orang yang mengharamkan sesuatu dari makanan atau minuman atau pakaian menurut kehendak hatinya sendiri tanpa ada dasar syariat dari Allah.
{قُلْ}
Katakanlah. (Al-A’raf: 32)Hai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang musyrik yang mengharamkan segala sesuatu yang mereka haramkan menurut pendapat mereka sendiri yang rusak itu dan menurut buat-buatan mereka sendiri.
مَنْ
حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ
Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya
untuk hamba-hamba-Nya. (Al-A'raf: 32), hingga akhir ayat.Yakni yang diciptakan Allah untuk orang-orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya dalam kehidupan dunia ini, sekalipun ikut memanfaatkannya bersama mereka secara lahiriah di dunia ini orang-orang kafir. Akan tetapi, semuanya itu khusus bagi orang-orang yang beriman kelak di hari kiamat. Tiada seorang pun dari kalangan orang-orang kafir bersama mereka dalam memanfaatkannya, karena surga diharamkan bagi orang-orang kafir.
Abul Qasim Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Husain Muhammad ibnul Husain Al-Qadi, telah menceritakan kepada kami Yahya Al-Hammani, telah menceritakan kepada kami Ya'qub Al-Qummi, dari Ja'far ibnu Abul Mugirah, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa dahulu orang-orang Quraisy melakukan tawafnya di Baitullah dalam keadaan telanjang seraya bersiul dan bertepuk tangan. Tetapi setelah masa Islam, Allah Swt. menurunkan firman-Nya: Katakanlah, "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikehtarkan-Nva untuk hamba-hamba-Nya?” (Al-A'raf: 32); Maka mereka diperintahkan-Nya untuk memakai pakaian mereka.
Al-A'raf, ayat 33
{قُلْ
إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالإثْمَ
وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنزلْ بِهِ
سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (33)
}
Katakanlah, "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui.”
قَالَ
الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ
شَقِيقٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنَ اللَّهِ، فَلِذَلِكَ حَرَّم
الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَر مِنْهَا وَمَا بَطن، وَلَا أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ
الْمَدْحُ مِنَ اللَّهِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah yang mengatakan
bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih
pencemburu daripada Allah, karena itulah Dia mengharamkan perbuatan-perbuatan
yang keji, baik yang kelihatan maupun yang tidak tampak Dan tidak ada seorang
pun yang lebih suka dipuji daripada Allah.Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya di dalam kitab Sahihain melalui hadis Sulaiman ibnu Mahran Al-A'masy, dari Syaqiq (yakni Abu Wail), dari Abdullah ibnu Mas'ud.
Mengenai pembahasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengertian fawahisy (perbuatan-perbuatan yang keji), baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, telah disebutkan di dalam tafsir surat Al-An'am.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَالإثْمَ
وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ}
dan perbuatan dosa dan melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar.
(Al-A'raf: 33)As-Saddi mengatakan, yang dimaksud dengan al-ismu ialah maksiat, sedangkan yang dimaksud dengan al-bagyu ialah perbuatan melanggar hak orang lain tanpa alasan yang benar.
Mujahid mengatakan bahwa makna al-ismu mencakup semua perbuatan maksiat. Dan menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan al-bagyu ialah perbuatan aniaya seseorang terhadap dirinya sendiri.
Kesimpulan dari tafsir makna ismu ialah dosa-dosa yang berkaitan dengan pelakunya sendiri, sedangkan al-bagyu ialah perbuatan pelanggaran hak orang lain. Allah mengharamkan kedua perbuatan tersebut.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَأَنْ
تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنزلْ بِهِ سُلْطَانًا}
(mengharamkan) kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
tidak menurunkan hujah untuk itu. (Al-A'raf: 33)Yakni kalian menjadikan bagi-Nya sekutu-sekutu dalam menyembah kepada-Nya.
وَأَنْ
تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
dan (mengharamkan) kalian mengada-adakan terhadap Allah apa yang
tidak kalian ketahui. (Al-A'raf: 33)Yaitu berupa perbuatan dusta dan hal-hal yang diada-adakan, seperti pengakuan bahwa Allah beranak dan lain sebagainya yang tiada pengetahuan bagi kalian mengenainya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
فَاجْتَنِبُوا
الرِّجْسَ مِنَ الأوْثَانِ
Maka jauhilah berhala-berhala yang najis itu. (Al-Hajj: 30), hingga
akhir ayat.Al-A'raf, ayat 34-35-36
{وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا
يَسْتَقْدِمُونَ (34) يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ
يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (35) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا
عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (36)
}
Tiap-tiap umat itu mempunyai waktu yang ditetapkan. Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. Hai anak-anak Adam, jika datang kepada kalian rasul-rasul dari kalian yang menceritakan kepada kalian ayat-ayat-Ku, maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Firman Allah Swt.:
{وَلِكُلِّ
أُمَّةٍ}
Bagi tiap-tiap umat. (Al-A'raf: 34) Yakni bagi tiap-tiap kurun dan generasi.
{أَجَلٌ
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ}
ada batasan waktu yang ditetapkan. Maka apabila telah datang waktunya.
(Al-A'raf: 34)Yaitu batasan waktu yang telah ditakdirkan bagi mereka.
{لَا
يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا
يَسْتَقْدِمُونَ}
Mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat
(pula) memajukannya. (Al-A’raf. 34)Kemudian Allah Swt. memperingatkan kepada umat manusia bahwa Dia akan mengutus rasuI-rasuI-Nya kepada mereka yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membawa berita gembira dan peringatan. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
{فَمَن
اتَّقَى وَأَصْلَحَ}
maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan. (Al-A’raf:
35)Maksudnya, barang siapa yang meninggalkan semua yang diharamkan dan mengerjakan semua ketaatan.
{فَلا
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ * وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا
وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا}
tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan
diri terhadapnya. (Al-A'raf: 35-36)Yakni hatinya mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri, tidak mau mengamalkannya.
{أُولَئِكَ
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}
mereka itu penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
(Al-A’raf: 36)Yaitu akan menjadi penghuni tetap di dalam neraka selama-lamanya.
Al-A'raf, ayat 37
{فَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ
أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمْ
رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا
كَافِرِينَ (37) }
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab (Lauh Mahfuz); hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawanya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya, "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kalian sembah selain Allah?" Orang-orang musyrik itu menjawab, "Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami, " dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.
Firman Allah Swt.;
{فَمَنْ
أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ
بِآيَاتِهِ}
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya? (Al-A'raf: 37)Artinya, tidak ada yang lebih aniaya daripada orang yang membuat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat yang diturunkan-Nya.
{أُولَئِكَ
يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ}
Orang-orang itu akan memperoleh sebagian yang telah ditentukan untuknya
dalam Kitab. (Al-A'raf: 37)Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai maknanya.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa makna ayat ialah mereka akan memperoleh hukuman yang telah ditetapkan atas diri mereka dan atas diri orang-orang yang membuat dusta terhadap Allah, yaitu wajah mereka akan menjadi hitam legam.
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa mereka akan memperoleh bagian dari amal perbuatannya masing-masing. Barang siapa yang beramal saleh, maka balasannya adalah baik; dan barang siapa yang beramal jahat, maka balasannya adalah buruk; masing-masing mendapat balasan sesuai dengan amal perbuatannya.
Mujahid mengatakan bahwa mereka akan memperoleh apa yang telah dijanjikan bagi mereka berupa balasan kebaikan dan balasan kejahatan.
Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah dan Ad-Dahhak serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam Kitab. (Al-A'raf: 37) Yang dimaksud ialah amalnya, rezekinya, dan umurnya (semuanya tercatat di dalam Lauh Mahfuz).
Hal yang sama dikatakan oleh Ar-Rabi’ ibnu Anas dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.
Kalau ditinjau dari segi makna, pendapat ini kuat dan konteks ayat menunjukkan kepada pengertian ini, yaitu firman-Nya:
{حَتَّى
إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ}
hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat)
untuk mengambil nyawanya. (Al-A'raf: 37)Ayat lain yang semakna dengan ayat ini ialah firman Allah Swt.:
{إِنَّ
الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ* مَتَاعٌ فِي
الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ
بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ}
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
tiadalah beruntung. (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia,
kemudian kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka
siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka. (Yunus: 69-70)
{وَمَنْ
كَفَرَ فَلا يَحْزُنْكَ كُفْرُهُ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُمْ بِمَا
عَمِلُوا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ * نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلا [ثُمَّ
نَضْطَرُّهُمْ إِلَى عَذَابٍ غَلِيظٍ] }
Dan barang siapa kafir, maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu.
Hanya kepada Kamilah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang
telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. Kami
biarkan mereka bersenang-senang sebentar. (Luqman: 23-24)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
حَتَّى
إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ
hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat)
untuk mengambil nyawanya. (Al-A'raf: 37)Allah Swt. memberitahukan bahwa para malaikat apabila mencabut nyawa orang-orang musyrik membuat mereka takut di saat kematiannya, lalu nyawa mereka dibawa dan dicampakkan ke dalam neraka. Para malaikat berkata kepada mereka, "Manakah sesembahan yang kalian persekutukan dengan Allah ketika kalian hidup di dunia? Serulah mereka agar membebaskan kalian dari siksaan yang kalian alami sekarang!" Maka mereka berkata:
{ضَلُّوا
عَنَّا}
Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami. (Al-A'raf:
37)Yakni pergi dari kami, maka kami tidak mempunyai harapan lagi untuk beroleh manfaat dan kebaikannya.
{وَشَهِدُوا
عَلَى أَنْفُسِهِمْ}
dan mereka mengakui terhadap diri mereka. (Al-A'raf: 37) Yaitu mereka
menyatakan pengakuannya terhadap diri sendiri.
{أَنَّهُمْ
كَانُوا كَافِرِينَ}
bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. (Al-A'raf: 37)Al-A'raf, ayat 38-39
{قَالَ
ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ فِي
النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا
فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لأولاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلاءِ أَضَلُّونَا
فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا
تَعْلَمُونَ (38) وَقَالَتْ أُولاهُمْ لأخْرَاهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا
مِنْ فَضْلٍ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (39)
}
Allah berfirman, "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kalian. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk ke dalam semuanya, berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu, "Ya Tuhan kami. mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka.” Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tidak mengetahui.” Dan berkatalah orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk kemudian.”Kalian tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kalian lakukan."
Allah Swt. berfirman memberitakan perihal apa yang dikatakan-Nya kepada orang-orang musyrik yang telah membuat-buat dusta terhadap-Nyadan mendustakan ayat-ayat-Nya:
{ادْخُلُوا
فِي أُمَمٍ}
Masuklah kamu sekalian bersama umat-umat lain. (Al-A'raf: 38)dengan orang-orang yang semisal dengan kalian serta memiliki sifat-sifat kalian.
{قَدْ
خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ}
yang telah terdahulu sebelum kalian. (Al-A'raf: 38) Yakni dari kalangan umat-umat kafir yang terdahulu.
{مِنَ
الْجِنِّ وَالإنْسِ فِي النَّارِ}
dari kalangan makhluk jin dan manusia ke dalam neraka. (Al-A'raf:
38)Firman ini dapat diartikan sebagai badal dari firman-Nya, "Fi umamin" dapat pula diartikan bahwa makna fi umamin adalah ma'a umamin (yakni bersama-sama dengan umat-umat).
*******************
Firman Allah Swt.:
{كُلَّمَا
دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا}
Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka) mengutuk kawannya
(yang telah menyesatkannya). (Al-A'raf: 38)Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Nabi Ibrahim yang disitir oleh firman-Nya:
ثُمّ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ
kemudian di hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian (yang
lain). (Al-Ankabut: 25), hingga akhir ayat.Semakna pula dengan firman-Nya:
{إِذْ
تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ
وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأسْبَابُ * وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا
كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ
اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ
النَّارِ}
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang
yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa, dan (ketika) segala hubungan
antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikut,
"Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri
dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah
memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesatan bagi mereka; dan
sekali-kali mereka tidak akan keluar dari apineraka. (Al-Baqarah:
166-167)
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{حَتَّى
إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا}
sehingga apabila mereka masuk ke dalam semuanya. (Al-A'raf: 38)Maksudnya, semuanya telah berkumpul di dalam neraka.
{قَالَتْ
أُخْرَاهُمْ لأولاهُمْ}
berkatalah orang-orang yang masuk kemudian kepada orang-orang yang masuk
terdahulu. (Al-A'raf: 38)Maksudnya, orang-orang yang masuk belakangan, yaitu mereka yang menjadi pengikut. Mereka berkata kepada orang-orang yang masuk terdahulu, yaitu orang-orang yang diikuti oleh mereka yang masuk kemudian. Mereka masuk ke dalam neraka lebih dahulu karena kejahatan mereka lebih parah daripada para pengikutnya yang masuk kemudian. Maka orang-orang yang menjadi pengikut mengadukan perihalnya kepada Allah pada hari kiamat nanti, karena mereka yang masuk lebih dahulu itu adalah orang-orang yang menyesatkan orang-orang yang masuk kemudian dari jalan yang lurus. Untuk itu berkatalah mereka:
{رَبَّنَا
هَؤُلاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ}
Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Sebab itu, datangkanlah
kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka. (Al-A'raf: 38)Yaitu lipat gandakanlah siksaan dan hukuman mereka. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
{يَوْمَ
تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ
وَأَطَعْنَا الرَّسُولا * وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا
وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا * رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ
الْعَذَابِ [وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا] }
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka
berkata, "Alangkah baiknya andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula)
kepada Rasul.” Dan mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah
menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan
kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, berilah kepada mereka azab
dua kali lipat. (Al-Ahzab: 66-68)
*******************
Firman Allah Swt.:
{قَالَ
لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ}
Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat
ganda "(Al-A'raf: 38)Yakni Kami telah melakukan hal tersebut dan Kami berikan pembalasan kepada masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{الَّذِينَ
كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا}
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
Kami tambahkan kepada mereka siksaan. (An-Nahl: 88), hingga akhir ayat.
{وَلَيَحْمِلُنَّ
أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ }
Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka dan
beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri.
(Al-'Ankabut: 13)
{وَمِنْ
أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ}
dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui
sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). (An-Nahl: 25), hingga akhir ayat.
*******************
Adapun firman Allah Swt.:
{وَقَالَتْ
أُولاهُمْ لأخْرَاهُمْ}
Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada
orang-orang yang masuk kemudian. (Al-A'raf: 39)Yakni orang-orang yang diikuti menjawab perkataan orang-orang yang mengikutinya.
{فَمَا
كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ}
Kalian tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami. (Al-A'raf:
39)Menurut As-Saddi, makna ayat ialah sesungguhnya kalian pun telah sesat sama dengan kami.
{فَذُوقُوا
الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ}
maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kalian lakukan.
(Al-A’raf: 39)Keadaan ini disebutkan oleh Allah Swt. ketika mereka dihimpunkan, melalui firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu:
{وَلَوْ
تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى
بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلا
أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ * قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ
اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءَكُمْ بَلْ
كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ * وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا
بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ
وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ
وَجَعَلْنَا الأغْلالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ يُجْزَوْنَ إِلا مَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ}
Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang
zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan
perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata
kepada orang-orang yang menyombongkan diri, "Kalau tidaklah karena kalian,
tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.” Orang-orang yang menyombongkan
diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, "Kamikah yang telah
menghalangi kalian dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepada kalian?
(Tidak), sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa." Dan
orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan
diri, "(Tidak), sebenarnya tipu daya (kalian) di waktu malam dan
siang (yang menghalang-halangi kami) ketika kalian menyeru kami
supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” Kedua
belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang
belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan
apa yang telah mereka kerjakan. (Saba': 31-33)Al-A'raf, ayat 40-41
{إِنَّ
الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ
أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي
سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ (40) لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ
مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ (41)
}
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.
Firman Allah Swt.:
{لَا
تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ}
sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.
(Al-A'raf: 40)Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah tiada suatu amal saleh pun dan tiada suatu doa pun bagi mereka yang dinaikkan ke langit (yakni tidak diterima). Demikianlah menurut Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair, dan menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi dan Ali ibnu Abu Talhah, dari Ibnu Abbas. Hal yang sama dikatakan oleh riwayat As-Sauri, dari Lais, dari Ata, dari Ibnu Abbas.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah tidak dibukakan pintu-pintu langit bagi arwah mereka. Demikianlah menurut riwayat Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas; juga dikatakan oleh As-Saddi serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Pendapat ini diperkuat oleh apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Yaitu:
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْب، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ
المِنْهَال -هُوَ ابْنُ عَمْرٍو -عَنْ زَاذَانَ، عَنِ الْبَرَاءِ؛ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ قَبْض رُوحِ الْفَاجِرِ،
وَأَنَّهُ يُصْعَد بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ: "فَيَصْعَدُونَ بِهَا، فَلَا
تَمُرُّ عَلَى مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا: مَا هَذِهِ الرُّوحُ
الْخَبِيثَةُ؟ فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ، بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ
يُدْعَى بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ،
فَيَسْتَفْتِحُونَ بَابَهَا لَهُ فَلَا يُفْتَحُ لَهُ". ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ
السَّمَاءِ [وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ
الْخِيَاطِ] } الْآيَةَ.
telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib. telah menceritakan kepada kami Abu
Bakar ibnu Ayyasy, dari Al-A'masy, dari Al-Minhal (yaitu Ibnu Amr), dari Zazan,
dari Al-Barra, bahwa Rasulullah Saw. pernah menceritakan perihal pencabutan
nyawa orang yang ahli maksiat. Lalu rohnya dibawa naik ke langit, dan mereka
(para malaikat) yang membawanya tidak sekali-kali melewati segolongan malaikat,
melainkan mereka yang dijumpai mengatakan, "Siapakah yang rohnya seburuk itu?"
Maka para malaikat yang membawanya menjawab, "Rohnya si Jahat anu," dengan
menyebut nama julukannya yang paling buruk ketika di dunia. Setelah mereka
sampai di pintu langit dengan roh tersebut, mereka minta izin untuk dibukakan
pintu bagi roh itu. Tetapi ternyata roh itu tidak diizinkan masuk, pintu langit
tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya:
sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.
(Al-A'raf: 40), hingga akhir ayat.Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir; dan hadis ini merupakan sebagian dari hadis aslinya yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah melalui berbagai jalur dari Al-Minhal ibnu Amr dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini secara panjang lebar. Untuk itu ia mengatakan:
حَدَّثَنَا
أَبُو مُعَاوِيَةَ، حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ مِنْهَال بْنِ عَمْرٍو، عَنْ
زَاذَانَ، عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ [رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ] قَالَ: خَرَجْنَا
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ
الْأَنْصَارِ، فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ ولَمَّا يُلْحَد. فَجَلَسَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّ عَلَى
رُءُوسِنَا الطَّيْرَ، وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِي الْأَرْضِ، فَرَفَعَ
رَأْسَهُ فَقَالَ: "اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ". مَرَّتَيْنِ
أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ: "إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي
انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا، وَإِقْبَالٍ إِلَى الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ
مَلَائِكَةٌ مِنَ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ، كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الشَّمْسُ،
مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ، وحَنُوط مِنْ حَنُوط الْجَنَّةِ،
حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ بَصَرِهِ. ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ، حَتَّى
يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي
إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ".
قَالَ:
"فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ، فَيَأْخُذُهَا
فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعوها فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ، حَتَّى يَأْخُذُوهَا
فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ، وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ. وَيَخْرُجَ مِنْهَا
كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ. فَيَصْعَدُونَ بِهَا
فَلَا يَمُرُّونَ -يَعْنِي-بِهَا عَلَى مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا:
مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ؟ فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ بن فُلَانٍ، بِأَحْسَنِ
أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يَنْتَهُوا
بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ، فَيُفْتَحُ لَهُ،
فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي
تَلِيهَا، حَتَّى يَنْتَهِيَ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، فَيَقُولُ
اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِليِّين، وَأَعِيدُوهُ
إِلَى الْأَرْضِ، فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ، وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا
أخرجهم تارة أخرى".
قَالَ:
"فَتُعَادُ رُوحُهُ، فَيَأْتِيهِ مَلَكان فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ
رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ. فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ:
دِينِي الْإِسْلَامُ. فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ
فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
فَيَقُولَانِ لَهُ: وَمَا عِلْمُكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ
بِهِ وَصَدَّقْتُ. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ صَدَقَ عَبْدِي،
فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ
بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ". "فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا، وَيُفْسَحُ
لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدّ بَصَرِهِ".
قَالَ:
"وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ، حَسَنُ الثِّيَابِ، طَيِّبُ الرِّيحِ،
فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يسُرك، هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ.
فَيَقُولُ لَهُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ.
فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ. فَيَقُولُ: رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ، رَبِّ
أَقِمِ السَّاعَةَ، حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي".
قَالَ:
"وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ، إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنَ الدُّنْيَا
وَإِقْبَالٍ مِنَ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنَ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ
الْوُجُوهِ مَعَهُمُ الْمُسُوحُ، فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدّ الْبَصَرِ، ثُمَّ
يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَيَقُولُ: أَيَّتُهَا
النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ، اخْرُجِي إِلَى سُخْطِ اللَّهِ وَغَضَبٍ". قَالَ:
"فَتُفَرّق فِي جَسَدِهِ، فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّود مِنَ
الصُّوفِ الْمَبْلُولِ، فَيَأْخُذُهَا، فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوها فِي
يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ، وَيَخْرُجَ
مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ. فَيَصْعَدُونَ
بِهَا، فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَأٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا:
مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ؟ فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ ابْنُ فُلَانٍ، بِأَقْبَحِ
أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا، حَتَّى يَنْتَهِيَ بِهِ
إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، فَيَسْتَفْتِحَ لَهُ، فَلَا يُفْتَحَ ثُمَّ قَرَأَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ
أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي
سَمِّ الْخِيَاطِ} فَيَقُولَ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي
سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى. فَتُطْرَحَ رُوحُهُ طَرْحًا". ثُمَّ قَرَأَ:
{وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ}
[الْحَجِّ:31] "فَتُعَادُ
رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ. وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ:
مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ! لَا أَدْرِي. فَيَقُولَانِ مَا دِينُكَ؟
فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ! لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي
بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ! لَا أَدْرِي. فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ
السَّمَاءِ: أَنْ كَذَبَ، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا
إِلَى النَّارِ. فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرّها وَسُمُومِهَا، ويُضيق عَلَيْهِ قَبْرُهُ
حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ، وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ،
قَبِيحُ الثِّيَابِ، مُنْتِنُ الرِّيحِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوؤُكَ؛
هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ: مَنْ أَنْتَ؟ فَوَجْهُكَ
الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ. فَيَقُولُ: أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ. فَيَقُولُ:
رَبِّ لَا تقم الساعة"
telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami
Al-A'masy, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zazan, dari Al-Barra ibnu Azib yang
mengatakan: Kami berangkat bersama Rasulullah Saw. untuk mengantarkan jenazah
seorang lelaki dari kalangan Ansar. Ketika kami sampai di kuburan dan jenazah
sudah dilianglahadkan, maka Rasulullah Saw. duduk; kami pun duduk pula di
sekitarnya seakan-akan di atas kepala kami ada burung, sedangkan di tangan
Rasulullah Saw. terdapat setangkai kayu yang ia ketuk-ketukkan ke tanah. Lalu
beliau Saw. mengangkat kepalanya dan bersabda: Mohon perlindunganlah kalian
kepada Allah dari azab kubur! Ucapan ini dikatakannya sebanyak tiga kali,
kemudian beliau Saw. bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila
ajalnya di dunia sudah habis dan akan menghadap ke akhirat, maka turunlah
kepadanya para malaikat yang semua wajahnya putih seakan-akan seperti matahari.
Mereka turun dengan membawa kain kafan dari surga dan wewangian pengawet jenazah
dari surga, hingga mereka semua duduk di dekatnya sampai sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut dan duduk di dekat kepalanya, lalu malaikat
maut berkata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah menuju kepada ampunan dan rida
Allah!" Nabi Saw. melanjutkan sabdanya: Maka keluarlah rohnya, mengucur
sebagaimana mengucurnya tetesan air dari mulut (lubang) wadah penyiram.
Kemudian malaikat maut memegangnya; dan apabila malaikat maut telah memegangnya,
maka tidak dibiarkan pada tangannya barang sekejap pun. melainkan ia langsung
mencabutnya, mengafankan, serta mewangikannya dengan kafan dan wewangian yang
dibawanya Sedangkan dari roh itu tercium bau wewangian minyak kesturi yang
paling harum di muka bumi. Lalu mereka membawanya naik ke langit. Maka tidak
sekali-kali mereka yang membawanya melewati sejumlah malaikat, melainkan mereka
bertanya, "Siapakah roh yang harum ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan, " yakni
dengan menyebutkan nama terbaiknya yang biasa dipakai untuk memanggilnya ketika
di dunia Hingga sampailah mereka ke langit yang paling rendah, lalu mereka
memintakan izin masuk untuknya, dan pintu langit dibukakan untuknya. Maka ia
diiringi oleh semua malaikat penghuni setiap lapis langit untuk mengantarkannya
sampai kepada lapis langit yang lainnya, hingga sampai kepada langit yang
ketujuh. Maka Allah Swt. berfirman, "Catatkanlah di dalam kitab {catatan
amal) hamba-Ku ini bahwa dia termasuk orang-orang yang menghuni surga yang
tinggi; dan kembalikanlah ia ke bumi, karena sesungguhnya Aku telah menciptakan
mereka dari tanah, dan kepadanya Aku kembalikan mereka, serta darinya Aku
keluarkan mereka di kesempatan yang lain.” Nabi Saw. melanjutkan sabdanya:
Maka rohnya dikembalikan, lalu datanglah kepadanya dua malaikat, dan kedua
malaikat itu mempersilakannya duduk. Keduanya bertanya kepadanya.”Siapakah
Tuhanmu?” Maka ia menjawab, "Tuhanku adalah Allah.” Keduanya menanyainya lagi,
"Apakah agamamu?” Ia menjawab, "Agamaku Islam.” Keduanya bertanya kepadanya,
"Siapakah lelaki ini yang diutus di antara kalian?” Ia menjawab, "Dia adalah
utusan Allah." Kedua malaikat bertanya lagi kepadanya, "Apakah amal
perbuatanmu?” Ia menjawab, "Saya membaca Kitabullah, maka saya beriman dan
membenarkannya.” Maka ada suara yang menyerukan dari langit, "Benarlah apa yang
dikatakan oleh hamba-Ku. Maka hamparkanlah baginya hamparan dari surga, berilah
ia pakaian dari surga, dan bukakanlah baginya suatu pintu yang menghubungkan ke
surga.” Maka kesegaran dan wewangian dari surga datang kepadanya serta
dilapangkan baginya kuburnya hingga sejauh mata memandang. Nabi Saw.
melanjutkan kisahnya: Dan datanglah kepadanya seorang lelaki yang berwajah
tampan, berpakaian indah lagi harum baunya, lalu lelaki itu berkata,
"Bergembiralah engkau dengan berita yang akan membuatmu bahagia. Inilah hari
yang pernah dijanjikan kepadamu.” Ia bertanya kepada lelaki itu.”Siapakah engkau
ini? Penampilanmu merupakan penampilan orang yang membawa kebaikan.”Lelaki itu
menjawab, "Saya adalah amal salehmu.” Maka ia berkata.”Ya Tuhanku, segerakanlah
kiamat. Ya Tuhanku, segerakanlah kiamat agar aku dapat berkumpul kembali dengan
keluarga dan harta bendaku.” Nabi Saw. melanjutkan kisahnya: Sesungguhnya
seorang hamba yang kafir apabila ajalnya sudah habis di dunia ini dan hendak
menghadap ke alam akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat yang berwajah
hitam dengan membawa karung, lalu mereka duduk sejauh mata memandang darinya.
Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya. Lalu
malaikat maut berkata, "Hai jiwa yang jahat, keluarlah engkau menuju kepada
kemurkaan dan marah Allah" Nabi Saw. melanjutkan kisahnya: Maka rohnya
bercerai-berai keseluruh tubuhnya (bersembunyi), kemudian malaikat maut
mencabutnya sebagaimana seseorang mencabut besi pemanggang daging dari kain wol
yang basah (mencabut kain kerudung dari dahan yang beronak duri, pent.).
Malaikat maut mencabut rohnya; dan apabila ia telah mencabutnya, maka mereka
tidak membiarkan roh itu berada di tangan malaikat maut barang sekejap pun,
melainkan langsung mereka masukkan ke dalam karung tersebut, dan tercium darinya
bau bangkai yang paling busuk di muka bumi ini. Kemudian mereka membawanya naik,
dan tidak sekali-kali mereka yang membawanya bersua dengan segolongan malaikat,
melainkan mereka mengatakan, "Siapakah yang memiliki roh yang buruk ini?” Mereka
menjawab, "Si Fulan bin Fulan, " dengan menyebut nama panggilan terburuknya
ketika di dunia, hingga sampailah roh itu ke langit yang paling bawah. Kemudian
dimintakan izin untuk naik, tetapi pintu langit tidak dibukakan untuknya.
Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: sekali-kali tidak akan
dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk
surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. (Al-A'raf: 40) Maka Allah Swt.
berfirman, "Catatkanlah pada kitab catatan amalnya bahwa dia dimasukkan ke dalam
Sijjin bagian bumi yang paling dasar!" Lalu rohnya dicampakkan dengan kasar
(ke tempat tersebut). Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Dan
barang siapa mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat
yang jauh. (Al-Hajj: 31) Maka dikembalikanlah rohnya ke dalam jasadnya
dan datang kepadanya dua malaikat yang langsung mendudukkannya. Kedua malaikat
itu bertanya kepadanya, "Siapakah Tuhanmu?” Ia hanya mengatakan, "Ha, ha, tidak
tahu.” Keduanya bertanya kepadanya, "Apakah agamamu?” Ia menjawab, "Ha, ha,
tidak tahu." Kedua malaikat bertanya kepadanya, "Siapakah lelaki yang diutus di
kalangan kalian ini?” Ia menjawab, "Ha, ha, tidak tahu.” Maka terdengarlah suara
dari langit menyerukan, "Hamba-Ku telah berdusta, maka hamparkanlah untuknya
hamparan dari neraka, dan bukakanlah baginya sebuah pintu yang menuju ke
neraka." Lalu panas neraka dan anginnya yang membakar datang kepadanya, serta
kuburan tempat tinggalnya disempitkan sehingga tulang-tulang iganya berantakan.
Kemudian datanglah seorang lelaki yang buruk rupanya, buruk pakaiannya lagi
busuk baunya seraya berkata, "Rasakanlah apa yang akan membuatmu tersiksa. Hari
ini adalah hari yang pernah dijanjikan kepadamu.” Maka ia bertanya, "Siapakah
kamu? Penampilanmu merupakan penampilan orang yang membawa kejahatan.” Lelaki
itu menjawab, "Saya adalah amal burukmu.” Maka ia berkata, "Ya Tuhan, janganlah
Engkau jadikan hari kiamat."Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Yunus ibnu Khabbab, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zazan, dari Al-Barra ibnu Azib yang menceritakan: Kami berangkat bersama Rasulullah Saw. untuk menjenguk jenazah seseorang. Kemudian di dalam hadis ini disebutkan hal yang semisal dengan hadis di atas.
Tetapi di dalam hadis ini disebutkan bahwa:
"حَتَّى
إِذَا خَرَجَ رُوحُهُ صَلَّى عَلَيْهِ كل ملك من السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، وَكُلُّ
مَلَكٍ فِي السَّمَاءِ، وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، لَيْسَ مِنْ أَهْلِ
بَابٍ إِلَّا وَهُمْ يَدْعُونَ اللَّهَ، عَزَّ وَجَلَّ، أَنْ يَعْرُجَ بِرُوحِهِ
مَنْ قِبَلِهِمْ". وَفِي
آخِرِهِ: "ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَصَمُّ أَبْكَمُ، فِي يَدِهِ مَرْزَبَّة
لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ كَانَ تُرَابًا، فَيَضْرِبُهُ ضَرْبَةً فَيَصِيرُ
تُرَابًا، ثُمَّ يُعِيدُهُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ، كَمَا كَانَ، فَيَضْرِبُهُ
ضَرْبَةً أُخْرَى فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا كُلُّ شَيْءٍ إِلَّا
الثَّقَلَيْنِ". قَالَ الْبَرَاءُ: "ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنَ النَّارِ،
وَيُمَهَّدُ لَهُ فَرْشٌ مِنَ النَّارِ"
apabila rohnya keluar (dari tubuhnya), maka semua malaikat yang terdapat
di antara langit dan bumi memohonkan rahmat baginya, begitu pula semua malaikat
yang di langit (berikutnya). Dan dibukakan baginya semua pintu langit. Tiada
suatu penghuni pintu (langit) pun, melainkan mendoakan agar Allah Swt. menaikkan
rohnya ke langit berikutnya. Di bagian akhir dari hadis ini disebutkan
bahwa: kemudian ditugaskan kepadanya malaikat yang tidak mau melihat, tidak
mau mendengar, dan tidak mau berbicara (malaikat yang sangat bengis), sedangkan
di tangannya terdapat sebuah cemeti; seandainya cemeti itu dipukulkan ke sebuah
gunung, niscaya gunungnya akan menjadi debu. Kemudian malaikat itu memukulnya
sekali pukul, sehingga jadilah ia debu. Lalu Allah menghidupkannya kembali
seperti semula, kemudian malaikat itu memukulnya lagi, maka menjeritlah ia
dengan jeritan yang dapat didengar oleh segala sesuatu kecuali jin dan manusia.
Al-Barra ibnu Azib melanjutkan kisahnya, bahwa kemudian dibukakan baginya
sebuah pintu dari neraka dan digelarkan baginya hamparan dari api
neraka.Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Nasai, Imam Ibnu Majah, dan Ibnu Jarir —yang lafaz hadis berikut menurut apa yang ada pada Ibnu Jarir— disebutkan melalui hadis Muhammad ibnu Amr ibnu Ata, dari Sa'id ibnu Yasar, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"الْمَيِّتُ
تَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ، فَإِذَا كَانَ الرَّجُلُ الصَّالِحُ قَالُوا: اخْرُجِي
أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الطَّيِّبِ، اخْرُجِي
حَمِيدة، وَأَبْشِرِي برَوْح وَرَيْحَانٍ، وَرَبٍّ غَيْرِ غَضْبَانَ، فَيَقُولُونَ
ذَلِكَ حَتَّى يُعْرج بِهَا إِلَى السَّمَاءِ، فَيُسْتَفْتَحُ لَهَا، فَيَقُولُونَ:
مَنْ هَذَا؟ فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ. فَيُقَالُ: مَرْحَبًا بِالنَّفْسِ الطَّيِّبَةِ
الَّتِي كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الطَّيِّبِ، ادْخُلِي حَمِيدَةً، وَأَبْشِرِي برَوْح
وَرَيْحَانٍ، وَرَبٍّ غَيْرِ غَضْبَانَ، فَيُقَالُ لَهَا ذَلِكَ حَتَّى يُنْتَهَى
بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي فِيهَا اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ. وَإِذَا كَانَ
الرَّجُلُ السَّوْء قَالُوا: اخْرُجِي أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ كَانَتْ
فِي الْجَسَدِ الْخَبِيثِ، اخْرُجِي ذَمِيمَةً، وَأَبْشِرِي بِحَمِيمٍ وغَسّاق،
وَآخَرَ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ، فَيَقُولُونَ ذَلِكَ حَتَّى تَخْرُجَ، ثُمَّ
يُعْرَجُ بِهَا إِلَى السَّمَاءِ فَيُسْتَفْتَحُ لَهَا، فَيُقَالُ: مَنْ هَذَا؟
فَيَقُولُونَ: فَلَانٌ. فَيَقُولُونَ: لَا مَرْحَبًا بِالنَّفْسِ الْخَبِيثَةِ
الَّتِي كَانَتْ فِي الْجَسَدِ الْخَبِيثِ، ارْجِعِي ذَمِيمَةً، فَإِنَّهُ لَمْ
تُفْتَحْ لَكِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، فَتُرْسَلُ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ،
فَتَصِيرُ إِلَى الْقَبْرِ"
Mayat selalu dihadiri oleh para malaikat. Apabila mayat itu adalah seorang
lelaki yang saleh, maka mereka berkata, "Keluarlah wahai jiwa yang tenang, yang
berada di dalam jasad yang baik. Keluarlah engkau dalam keadaan terpuji dan
bergembiralah engkau dengan peristirahatan, wewangian, dan Tuhan yang tidak
murka.” Para malaikat selalu mengucapkan demikian hingga rohnya diangkat naik ke
langit. Kemudian dimintakan izin naik baginya, maka ditanyakan, "Siapakah orang
ini?” Mereka (para malaikat yang mengantarnya) mengatakan, "Si Fulan."
Maka dijawab, "Selamat datang dengan jiwa yang baik yang dahulu berada di dalam
tubuh yang baik. Masuklah engkau dalam keadaan terpuji, dan bergembiralah dengan
tempat peristirahatan, wewangian, dan Tuhan yang tidak murka.” Dan dikatakan hal
tersebut hingga sampai ke langit yang padanya ada Allah Swt. Apabila lelaki itu
orang yang jahat, maka mereka (para malaikat) mengatakan, "Keluarlah hai
jiwa yang buruk yang berasal dari tubuh yang buruk. Keluarlah engkau dalam
keadaan tercela dan rasakanlah air panas yang mendidih dan air yang sangat
dingin serta azab yang lain yang serupa itu berbagai macam." Ucapan itu
dikatakan kepadanya terus-menerus hingga keluar (dari tubuhnya), kemudian
dibawa naik ke langit. Lalu dimintakan izin masuk untuknya, dan ditanyakan,
"Siapakah orang ini?” Mereka menjawab, "Si Fulan." Mereka berkata, "Tidak ada
ucapan selamat datang bagi jiwa yang buruk yang berasal dari tubuh yang buruk,
kembalilah engkau dalam keadaan tercela. Karena sesungguhnya tidak akan
dibukakan untukmu semua pintu langit." Kemudian rohnya dilepaskan di antara
langit dan bumi, dan pada akhirnya kembali ke kubur(nya).Ibnu Juraij mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit. (Al-A'raf: 40) Yakni tidak akan dibukakan bagi amal-amal mereka, tidak pula bagi arwah mereka. Pendapat ini menggabungkan pengertian di antara dua pendapat.
*******************
Firman Allah Swt.:
{وَلا
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ
الْخِيَاطِ}
Dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang
jarum. (Al-A'raf: 40)Demikianlah menurut qiraat jumhur ulama, dan mereka menafsirkannya bahwa yang dimaksud dengan al-jamal ialah unta.
Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-jamal ialah anak unta. Menurut riwayat yang lain yaitu unta jantan.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah hingga unta masuk ke lubang jarum (yakni mustahil). Hal yang sama dikatakan oleh Abul Aliyah dan Ad-Dahhak. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ali ibnu Abu Talhah dan Al-Aufi, dari Ibnu Abbas.
Mujahid dan Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas membacanya dengan bacaan berikut: Al-jummalu, yang artinya tambang yang kasar masuk ke dalam lubang jarum. Inilah yang dipilih oleh Sa'id ibnu Jubair. Di dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa Ibnu Abbas membacanya hatta yalijal jamalu, yakni tambang penambat perahu (tambang yang kuat, besar, lagi kasar).
*******************
Firman Allah Swt.:
لَهُمْ
مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka. (Al-A'raf: 41) Menurut Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, makna firman-Nya: Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka. (Al-A'raf: 41) Yakni tikar atau hamparan. dan di atas mereka ada selimut (api neraka). (Al-A'raf: 41) Mihad, selimut.
Hal yang sama dikatakan oleh Ad-Dahhak ibnu Muzahim dan As-Saddi.
{وَكَذَلِكَ
نَجْزِي الظَّالِمِينَ}
Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat
kejahatan. (Al-A'raf: 41)
No comments