Muslim Notebook Header Ads

007. Al-A'rof Ayat 111 - 112 - 113 - 114 - 115 - 116 - 117 - 118 - 119 - 120 - 121 - 122 - Tafsir Ibnu Katsir - Muslim Notebook



Al-A'raf, ayat 111-112

{قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (111) يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (112) }

Pemuka-pemuka itu menjawab, "Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai.”

Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya. ”Arjih" bahwa artinya ialah 'beri tangguhlah dia. Sedangkan menurut Qatadah artinya adalah 'tahanlah dia'.
{وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ }
dan kirimlah ke kota-kota beberapa orang. (Al-A'raf: 111)
Artinya, utuslah beberapa orang ke seluruh penjuru kota yang berada di bawah kekuasaanmu.
حَاشِرِينَ
yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir). (Al-A'raf: 111)
Yakni beberapa orang yang akan mengumpulkan para ahli sihir untukmu dari semua penjuru kota negerimu.
Di masa itu kebanyakan orang pandai memainkan sihir, dan sihir merupakan hal yang populer serta diyakini. Karena itulah ada sebagian dari mereka yang menduga bahwa apa yang dikeluarkan oleh Musa a.s. termasuk ke dalam permainan sihir mereka. Maka mereka mengumpulkan semua ahli sihir menghadap Raja Fir'aun guna melawan Musa, yaitu untuk melawan mukjizat Musa yang pernah mereka lihat sebelumnya dengan sihir mereka yang menurut dugaan mereka sama dengan permainan sihirnya. Hal ini diungkapkan oleh Allah Swt dalam firman-Nya, mengutip apa yang dikatakan oleh Fir'aun, yaitu:
{قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَا مُوسَى. فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِثْلِهِ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لَا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلا أَنْتَ مَكَانًا سُوًى. قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَنْ يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى. فَتَوَلَّى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُ ثُمَّ أَتَى}
Adakah kamu datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami (ini) dengan sihirmu, hai Musa? Dan kami pun pasti akan mendatangkan (pula) kepadamu sihir semacam itu. Maka buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu, di suatu tempat yang pertengahan (letaknya)." Berkata Musa, "Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kalian itu ialah di hari raya, dan hendaklah dikumpulkan manusia pada waktu matahari sepenggalah naik " Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemudian dia datang. (Thaha: 57-60)
Sedangkan dalam ayat surat ini disebutkan melalui firman-Nya:

Al-A'raf, ayat 113-114

{وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لأجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ (113) قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (114) }

Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun mengatakan, "(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah jika kamilah yang menang?" Fir'aun menjawab, "Ya, dan sesungguhnya kalian benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)."

Allah Swt. menceritakan perihal persyaratan yang dilakukan oleh Fir'aun dan para ahli sihir yang diundang oleh Fir'aun untuk melawan Musa a.s. Fir'aun menjanjikan bahwa jika para ahli sihir beroleh kemenangan atas Musa, maka dia akan mengangkat martabat mereka dan memberikan hadiah yang berlimpah kepada mereka.
Fir'aun menjanjikan kepada mereka bahwa dia akan memberikan semua yang mereka kehendaki dan akan menjadikan mereka teman duduknya yang terdekat. Setelah mereka melakukan perjanjiannya dengan Fir'aun yang terlaknat.

Al-A'raf, ayat 115-116

{قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ (115) قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ (116) }

Ahli-ahli sihir berkata, "Hai Musa, kamukah yang akan melempar­kan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?” Musa menjawab, "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).

Demikianlah tantangan para ahli sihir kepada Musa a.s. dalam ucapan mereka, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
{إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ}
Kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kamiyang akan melemparkan? (Al-A''raf: 115)
Maksudnya, apakah kamu terlebih dahulu yang melemparkan. Pengertian ini sama dengan yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى}
atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan? (Thaha: 65)
MakaNabi Musa a.s. menjawab:
{أَلْقُوا}
Lemparkanlah (lebih dahulu) ! (Al-A'raf: 116)
Yakni kalianlah yang melemparkan lebih dahulu. Menurut suatu pendapat, hikmah yang terkandung di dalam hal ini —hanya Allah yang lebih mengetahui— ialah agar orang-orang melihat apa yang akan diperbuat oleh ahli-ahli sihir itu, lalu mereka merenungkannya. Setelah orang-orang melihat permainan sulap tukang-tukang sihir itu, maka barulah ditampilkan perkara yang hak lagi jelas dan gamblang, setelah Nabi Musa a.s. dituntut untuk mengemukakannya dan mereka menunggu-nunggunya. Dengan demikian, pengaruh dari apa yang ditampakkan oleh Nabi Musa a.s. berupa mukjizat akan lebih mendalam kesannya di dalam hati mereka, dan memang kenyataannya demikian, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman selanjutnya:
{فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ}
Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut. (Al-A'raf: 116)
Yaitu diilusikan (dikhayalkan) di mata orang-orang bahwa apa yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir Fir'aun itu seakan-akan merupakan kenyataan, padahal hakikatnya hanyalah sulap dan ilusi belaka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى * فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى * قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الأعْلَى * وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى}
Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, terbayang oleh Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya Kami berkata, "Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang). Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.” (Thaha: 66-69)
Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa para ahli sihir itu melemparkan tambang-tambang yang kasar dan tongkat-tongkat yang panjang. Kemudian terbayangkan di mata orang-orang bahwa semuanya itu seakan-akan berjalan karena pengaruh ilmu sihir mereka.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa Fir'aun membariskan lima belas ribu tukang sihir, setiap orang dari tukang sihir itu membawa tali dan tongkatnya masing-masing. Kemudian Musa a.s. muncul bersama saudaranya (Harun) seraya memegang tongkatnya hingga sampai di hadapan para ahli sihir dan Fir'aun di majelisnya yang dikelilingi oleh para hulubalang dan para pembantu terdekatnya. Kemudian para ahli sihir itu berkata, seperti yang disitir oleh firman-Nya: "Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?” Berkata Musa, "Silakan kamu sekalian melemparkan." Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka. (Thaha: 65-66)
Disebutkan bahwa mula-mula yang disulap oleh sihir mereka adalah pandangan Musa a.s. dan Fir'aun, kemudian menyusul mata semua orang yang hadir. Setelah itu barulah setiap orang dari para ahli sihir itu melemparkan tali dan tongkat yang ada di tangannya masing-masing, Tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat itu semuanya menjadi ular yang banyaknya seperti bukit. Lembah mereka berada seakan-akan penuh dengan ular-ular yang sebagian di antaranya bertumpang tindih dengan sebagian lainnya.
As-Saddi mengatakan bahwa para ahli sihir Fir'aun berjumlah tiga puluh ribu orang lebih, tiada seorang pun dari mereka melainkan di tangannya membawa tali dan tongkatnya masing-masing. Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut. (Al-A'raf: 116) Yakni para ahli sihir itu mencerai-beraikan mereka karena ketakutan.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah, dari Hisyam Ad-Dustuwa-i; telah menceritakan kepada kami Al-Qasim Ibnu Abu Burrah yang mengatakan bahwa Fir'aun mengumpulkan tujuh puluh ribu tukang sihir, lalu mereka melemparkan tujuh puluh ribu tali dan tujuh puluh ribu tongkatnya. Kemudian terbayangkan bahwa seakan-akan tali-tali dan tongkat-tongkat itu di mata Musa seakan-akan berjalan karena pengaruh sihir mereka. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
{وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ}
mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (Al-A'raf: 116)

Al-A'raf, ayat 117-118-119-120-121-122

{وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (118) فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ (119) وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (120) قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (121) رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ (122) }

Dan kami wahyukan kepada Musa.”Lemparkanlah tongkatmu.” Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu. Nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta-merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun."

Allah Swt. memberikan wahyu kepada hamba dan rasul-Nya —yaitu Musa a.s.— dalam situasi yang kritis itu. Saat itulah Allah akan membedakan antara perkara yang hak dan yang batil, hendaknyalah Musa melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya.
{فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ}
Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan. (Al-A'raf: 117)
Yakni menelan bulat-bulat.
{مَا يَأْفِكُونَ}
apa yang mereka sulapkan. (Al-A'raf: 117)
Maksudnya, semua yang mereka lemparkan dan mereka sulapkan itu untuk menunjukkan bahwa apa yang dilemparkan oleh Musa a.s. adalah hak (benar), sedangkan yang mereka lemparkan adalah batil.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ular Nabi Musa itu tidak sekali-kali melewati sesuatu dari tali dan tongkat mereka melainkan ia menelannya bulat-bulat. Sejak itulah para ahli sihir mengetahui bahwa apa yang didatangkan oleh Musa adalah dari langit, bukan sihir. Lalu mereka menyungkur bersujud seraya berkata, seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya:
{آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ. رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ}
Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun. (Al-A'raf: 121-122)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, ular Nabi Musa terus mengejar semua tali dan tongkat mereka satu demi satu hingga tidak ada sedikit pun —apalagi banyak— melainkan semuanya ditelan bulat-bulat olehnya. Apa yang mereka lemparkan di lembah itu tiada sedikit pun kelihatan masih tersisa. Kemudian Nabi Musa memegangnya, maka ular tersebut kembali ke ujud yang semula, yaitu tongkat; sedangkan para ahli sihir menyungkur bersujud seraya berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.” (Al-A'raf: 121-122) Mereka mengatakan pula, "Sekiranya apa yang dilakukan oleh Musa itu adalah sihir, niscaya dia tidak akan dapat mengalahkan kami."
Al-Qasim ibnu Abu Burrah mengatakan bahwa Allah mewahyukan kepada Musa, "Lemparkanlah tongkatmu." lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya (Al-A'raf: 107) Ular itu mengangakan mulutnya dan menelan tali-tali serta tongkat-tongkat mereka. Maka saat itu juga para ahli sihir menyungkur bersujud, dan mereka tidak berani mengangkat kepala mereka sehingga mereka melihat surga dan neraka serta balasan yang diterima oleh para penghuninya masing-masing.

No comments

Tafsir Jalalain

Tafsir Ibnu Katsir

Back to top